tercengang menatap waktu...
berdiri bagai anyelir
memotong lidah kala bicara
pahit terasa hidup ini ...
bila usia tak tersyukuri
berdiri meronta menepis kata dalam uraian waktu
kala jiwaku mulai tak sadarkan diri,hati ini ibarat memuji pada senyum yang sempat hadir dalam linangan derai senjaku kala ia mencoba sendiri
uraian ini bagai otak malam , berdiri tanpa bait yang menjadikan puisi. uraian ini bagai selimut kala badan ini menggigil mengharap nafas tuk kembali dalam diri yang enggan tuk mati. uraian ini bukanlah sajakku , bukan pula puisi yang menghanyutkanmu dalam limpahan imajinasi.namun ia adalah kekejaman nafsuku dalam bait yang terangkum tanpa aku sadari
jauh kulerai angan ini...
pagi tadi aku masih melihat ia dalam kotak kecil yang mengunci jiwanya
menangis tersedu...
lalu kupandang mentari yang elok itu hadir dihulu nafasku
sungguh indah kupandang,
ia begitu menyempurnakan kehidupan ini.
menyatukan perjalanan yang sempat terputus waktu senja menengok kearahnya
baru dua menit aku pejamkan mata ini
semua terasa beda dengan yang lalu...
mulutku terkunci mati
sendiku terikat urat yang menjalar tubuhku
arahku ...
berhenti mengalir dari denyutan yang membawanya kesurga yg ia rasa
ini hidup lama tak tersyukuri,..
16 desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar