ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Sabtu, 11 Desember 2010

selembar kabar,

disudut sunyi ,..!!!
mungkin hanya ada aku dan engkau ,.. selebihnya aku tak pernah tahu .. ?
kemana hati itu terpaut , dan kpan pula jantung itu menjadi saksi ,
saat suaranya mengeras menjadi detak...
saat gugusan bintang menjauh dan menghilang dari rengkuhku..
aku ingin engkau sejenak menepi dalam tidurku
...
sayang,


disudut sunyi ,..!!!!
hanya ada suara bolpoint yang terjatuh,
tepat pada rahimmu ..
ketika aku tak lagi disana

kemanakah coretan itu kau tebar ?
sebelum aku bertanya akan kabarmu..

Selasa, 30 November 2010

Ketika degup ini merajamku

Esok atau dalam waktu dekat engkau akan segera mengerti , mengapa degup ini selalu ada ?

Tak kulihat malam seperti kemarin

Saat engkau dan aku , bercerita dalam satu bab ke bab yang lain

Tak ada canda atau tawa yang ingin segera pergi dari kita,


Saat itu .

Kau adukan aku lewat tatapan lilin yang diubun2nya digaungi resapan api

Cahaya ini untuk siapa “tanyamu pelan “


Cahaya ini hanya untuk hati yang diselimuti rasa gelisah “ jawabku “


Pernah kau tiadakan aku dalam pandanganmu, ketika mereka berjalan dengan telapak lelah sedangakan aku berlari dengan telapak penuh amarah ,

Menuju rumah,

Ketika hendak dijamah , alienasi dalam diri

Untuk siapa semua hasrat itu ?


Sambil kupandangi engkau, lalu kukatakan engkaulah akhir dari perjalananku,,,

Engkaulah titik yang hendak kutuju , ketika tanda baca tak kukenali lagi...

Sabtu, 06 November 2010

Waktu kita ,

Sayang , ma’af malam ini aku tak lagi bisa memejamkan mata ini untukmu, cukup sunyi yang berotasi didadaku . tak ada namamu , tak ada indah matamu , tak ada senyum manismu, tak ada hening yang tercipta saat kau menangis , tepat dibahuku..

Saat keremajaan membatasi ingin kita .aku tahu kita tak pernah satu ruang . hanya peka saja yang kadang mengundang kita dalam maya.

kemarin waktu engkau mencoba menghilang dari pandanganku , jiwaku menelisik habis tentang sunyi yang kau buat, buat apa senda gurau kita waktu itu ?

tanyaku.

“ brisik ah” tuturmu..

lalu diam, hati ini diam..

tak ada tanda untuk mengutip bisu yang menjadi diam , lalu terabaikan..

“aku ingin sepertimu , selalu bisa tersenyum saat kau ingin tersenyum.tak peduli hatimu sakit, tak peduli kapan hatimu menjerit,aku kagum “

Dari ujung sana , kudengar kata2 itu, lirih dan sedikit tajam .. menusuk jiwaku ketika tak berpenghuni.

tolong diam,hari ini jiwaku tak berpenghuni kecuali sunyi.jangan sampai hati ini meraung seperti anjing ketika tak ada lagi tempat untuk meneteskan air mata , meski pipi ini masih lapang. Aku tak ingin menyusahkanmu.sungguh


Ingatlah sepi,maka ia akan mengingatmu..

Meski hanya dalam bait-baitnya .. yang terangkum . keras dalam literatur yang hendak kau asingkan bersama resah yang kau buat untuk malam nanti .


“ hemmm,ada apa bang. malam ini apa kau tak ingin lagi bermimpi tentangku ? “


Tetap saja diam , diam … dan tak pernah berontak dalam kata

Dalam jiwaku berbisik “ ma’afkan aku sayang “

“Apa namaku tak indah lagi untuk kau sebut ?

Apa sapaku tak seperti barang antikmu,yaitu pena .

Ia yang selalu kau puja ,lebih dariku… lebih dari anak-anakmu

Kenapa bang , beberapa bulan ini kau tak adukan satu sebutan saja sebelum aku terlelap dalam tidurku, seperti dulu saat pertama kau rakus dalam tubuhku, selalu sebut namaku , selalu kau sanjung semua yang ada padaku.

Kenapa waktu mengubahmu… ? “



Waktu kita ,

Ia tak seperti kertas yang selalu kau genggam,ingatkah engkau waktu itu..

Saat kita duduk berdua , dibawah pohon cemara depan gereja tua . diujung gang namamu. Aku tersudut disitu..

Mengetuk pintu , lalu hanya acuh yang kutemui.

Tak ada kau disana yang selalu memegang kunci untukku,

“Dinda kau kenapa “

Hanya kata-kata itu yang beralasan mengubahku,aku memilih diam untuk diriku

Aku memilih diam untuk hidupku

Aku memilih diam untuk masaku esok

Dan aku memilih diam , untuk selalu menghormatimu.


Dalam hening jiwaku hanya berbisik “ ma’afkan aku sayang , sungguh namamu tak seindah dulu , tetapi hatiku kini penuh dengan bayangan-bayanganmu"


Masih engkau yang berkuasa atas hatiku, masih engkau yang berdialog dengan sunyiku

Dan hanya engaku , yang selalu mengutip mimpiku

Hanya engkau.





Purwodadi , 06 Nopember 2010

Selasa, 02 November 2010

Terbelit Semesta

sebelum perahu itu kita dayung dan sebelum ombak itu kita susuri bersama ,aku hanya ingin mengingatkanmu tentang satu ucapanku yang tak pernah kucoba menepiskannya . aku mencintaimu seperti fajar mencintai kehidupan ini , seperti hujan mencintai kehidupan ini , dan seperti tangis karena harus kehilangan kehidupan ini


*
Ketika jalanan ini tak habis selagi kutapaki.kadang berbelok , naik dan sesekali turun..
Tak kurasa puluhan kilo telah kurengkuh darinya , ketika jiwa itu terbelit semesta . waktu itu aku tiada.

Memanjakan lamunan dalam gerimis yang tak habis , ketika petir , angin dan badai itu tak nampak aku ingin tenggelam dalam koma sehingga jiwa ini tak merasa kehilanganmu. Engkau yang kini melekat dalam fikiranku , menyatu dengan denyut ketika kurasa ,dan tiba-tiba tiada ketika ingin kudekap…

Sebelum putaran jarum jam itu mengeras dan berdengung ditelingaku aku ingin mengingat senyummu sekejap , barangkali itu bisa mengusir cemas yang sesekali melekat dijantungku , aku berdo’a untukmu sebisa barisan itu kuucap dalam lirihku , ketka harus menunggu kabar yang selalu kunanti dalam detik yang habis dilalap menit .selebihnya aku dan jiwa ini tak berdaya, …


purwodadi ,27 Juli 2010

Sabtu, 30 Oktober 2010

lantai kelima..

aku berada dalam blok-blok kecemasan , tak tau kemana kaki ini musti mengarah...melewati satu atau lima tangga dalam sadarku, aku tak sanggup menahan resah



ketika jiwa ini alpha,aku merasa berada dalam rumah susunterkadang aku merasa hidup disini lebih menyenangkan ada beberapa alasan ,...dan salah satunya karena bentuk kehidupan disini seperti blok-blok itu sendiri blok-blok yang pernah aku singgung seminggu yang lalu pada seseorang ,ada si A dilantai satu dia yang selalu menangis karena keremajaannya pernah direnggut oleh pemuda tak bertanggung jawab, ada yang pernah cerita pemuda itu sekarang dibuih ada si B dilantai dua,dia yang selalu sendiri,karena mungkin ia merasa hidup seperti itu selalu bertujuan... yaitu tujuan untuk mati.entah alasan apa yang membuat dia berfikir seperti itu,aku tak pernah tau.. setiap hati ini ingin melangkah kearah sana ada yang selalu menggangguku,mungkin engkau tak pernah percaya karena semua berkaitan dengan hal ghaib.. mungkin setan atau sebangasanya. yang kutahu selalu ada yang menggangguku ketika aku berusaha mendekati perempuan ituada si c dilantai ketiga yang selalu berdiri didepan pintu rumahnya, pintu itu tak pernah ia tutup.. dia lelaki yang ditinggal pergi istrinya beberapa tahun lalu, kata mereka (penduduk yang tinggal disini) istrinya pergi bersama lelaki lain. ada yang pernah cerita dia terpikat oleh laki-laki kaya . dan pikirku hidup ini menyakitkan,sungguh menyakitkan buat dia...lelaki itu selalu berada diujung pintu, tak pernah berusaha untuk sekedar menutupnya ,bahkan melebarkan sedikit ruas yang ia bendung bersama rasa sedih itu. mungkin aku pernah menulis alasannya pada larik sebelum tulisan ini habis



dan dilantai keempat ada si D , dia yang selalu melindap dalam ketidaksadaran seseorang, dia pencuri tetapi selalu jujur kepada kami.. dan selalu menyenangkan hati kami ketika dia mulai mau bicaramenyimak kata-kata yang sesekali kami dengar sungguh bagai mutiara bahasa yang ia pakai,selalu mengaliri pikiran kami sehingga kami terbiasa dengan hobinya setiap hari,yaitu mencuri... dan kami tak pernah menentangnyakarena bagi kami kita yang berada dirumah susun ini adalah saudara, kita yang mempunyai alasan-alasan sendiri untuk tetap berada ditempat kumuh ini... bau ,kotor , dan tak menyenangkan .. tapi kami betah





kemudian yang terakhir ada si E yang berada dilantai atas , yaitu lantai kelima ...disitu tak ada kehidupan menurutku,tak ada darah yang selalu mengaliri jasad seseorang namun hanya ada satu jiwa disana , yaitu jiwaku.selalu melayang mengitari kehidupan mereka yang pernah tinggal bersamaku disini..ada menganggap aku psikopat.... tapi tak apalah. hatiku damai dengan anggapan mereka seperti itu terhadapkudan aku tak masalah, seperti mereka yang tak pernah mempermasalahkan segala sesuatu yang bersifat pribadi..



ah , aku terlalu berkhayal dalam hidup ini.tak tahu siapa yang bisa melihatku disini.. dan entah siapa yang pernah menganggapku ada .tapi aku selalu ada dalam kerumunan mereka, sungguh tak logis , tapi aku benar-benar ada meski hanya membawa satu rasa disini, ialah rasa duka atas pembantaian seluruh keluargaku ....

DISINI...??? dirumah susun ini.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Rinduku " ketika tak kurasa "

Kepada seutas tali yang pernah kau simpulkan
Ditubuhku,kini melekat pada ramping jemariku
Berada dalam sayatan garis-garis tangan
Seperti ukiran, menyamai arti yang mulai beku

Bersama angin yang mendesis , tiba –tiba
Aku ingin berada dalam dekapanmu
Mungkin segera

Selasa, 19 Oktober 2010

Biar saja

Jangan lupa kau kunci pintu rumah
Jendela juga,lalu berlarilah...
Dengarkan suaraku,jika pelan..
Berbisiklah,..
Jika kau dengar lantang
Teriaklah ,...

Tak ada saripati yang didapat
Tak ada harap yang selalu diamati, biar semua mati

Rabu, 13 Oktober 2010

setiap ragu , ..

Maka,kunci langit-langitmu telah melekat pada sunyi

Ketika tak ada gerimis yang menumpulkan rasa sedih

Sesekali aku ingin menemuimu dalam ragu yang masih kau simpan



Ketika engkau mengunci rumahmu

Dimana aku harus mencari celah , untuk sekedar melihatmu

Dan memastikan senyum yang dulu masih kau miliki



Andai saja hujan bisa membanjiri seluruh ruas dalam hati

Aku ingin gilir menemui kita

Agar tak ada lagi pembatas dan jarak, antara dua atau tiga minggu kedepan


Lalu , apa kau lupa ..

Dimana janji itu kita ikat ?

Apakah pada ego ?

Ah,aku tak mengerti caramu



Selasa, 12 Oktober 2010

Kusebut engkau pada “ .... ”

Berawal dari rasa
Sayang,
Cinta,
Dan rindu,
Kaulah kurasa


Berdiri dalam bidik
Lihat,
Rasai,
ambillah sebagian jiwaku


maka,ketika kusendiri
ingat,
ucap,
mimpi,
mungkin aku atau engkau secepatnya berlari

lalu hanya berucap ; sayang ma’af aku tak bisa jadi penawarmu





Purwodadi,12 Oktober 2010

Senin, 11 Oktober 2010

Sebelum pagi mendidih

Barangkali hujan ini
Yang menjadi penjelas antara musim semi dan kemarau
Semua terbatas,seperti anganku

Sesekali , aku melirik mendung
Dari atap yang tak mau menyatu dengan denyut nadi yang menjadi simbul hidup
Kenapa ia habis sekali waktu ?

Disudut benakku , ada engkau kekasihku
Berdiri melawan arus yang menghampiri tiap takdir
Jangan kau lepas genggamanku , kumohon.....

Wajahmu beku , napasmu tercecar diantara ragu
Kenapa demikian “ucapku , lirih.. “

Dibayang-bayang rasaku

apa kau benar ?

aku tak lagi melihat benderamu

seperti kemarin ,

saat berkibar dihatiku..



berkibar, menjaring angin

berkibar , saat aku tak sanggup memandang mataharimu



itu engkau,

jauh dari rengkuhku

jauh dari anganku sendiri saat ini kurasa...



masih,..

disini aku sejajar dengan waktu

tak lebih dari menit ,

dan tak lebih pula dari detik yang menghujam rasaku



masih,..

menunggu batang-batang rindu darimu

ketika menjadi pematang ,aku ingin air itu tak lebih bahkan kurang

ketika mejadi jalan ,aku tak ingin lurus saja ada belok , menanjak , dan sesekali berlubang

agar aku,engkau dan mungkin mereka semakin tahu

bahwa jarak bukanlah pembatas

antar sedih dan tawa yang pernah kita rajut

Rabu, 06 Oktober 2010

Itu engkau,..

sepi terurai dalam beku
mengunyam rasa pahit , serasa dilidah
getir dalam jalinan paksa
aku ingin menyayatmu,pelan
lewat sedikit sopan dinalar angin

mati rasa itu,tak ingin kau yang memiliki
memandangku sinis
mencibirku manis ?
pertama kukenal enngkau...
sungguh diam tanpa tanda-tanda

Rabu, 08 September 2010

Seolah beku dalam kutipanMu

Dingin ini mencibir dalam beku dan keramatmu
Seolah sontak dalam hening,…
Tak cukup kupikul sendiri
Tak cukup kuretakkan untukmu

Serasa pekat meremang dalam sesakku
Tak tau arah , ..
Tak tau kemana harus berlari dari dosa
Aku yang tiada dalam barisan gerimis
Kini mengendus dalam roh
Dan menghilang ,..
Mengikuti jejak-jejak yang kau petakan siang itu
Bersama rasa bersalahku pada tiap mereka yang kupandang dan hidup

Tuhan
Jelaskanlah padaku , tentang hujan dan tangisku sore itu….
agar aku selalu teringat akan dosa

RAMADHANKU, TANPA APA DAN ITU ?

Pada langit-langitmu aku ingin berteduh,….
Sebelum suara angin kutelan , pahit
Pada sedikit tingkahmu aku ingin mengukir sajak,..
Dari sosok tak jelasku ,

Kunikmati ramadhan ini,…
Tanpa apa dan itu,..
Tak jelas sungguh dan ingin kuterangkan
Sedikit kutoreh dalam wajahmu yang teduh
Agar aku tak terlalu jauh tersesat
Membalikkan arah , serasa tersenyum untuk akheratku kelak
insyaAllah……


pada langit-langitmu aku tak lagi bertingkah,..
sebelum purnama ini dihabisi fajar , kemudian aku berdo’a
semoga ramadhanku genap dan engkaupun begitu

Minggu, 05 September 2010

Gelap dalam sadarku ,..

Sekali-kali , aku meliriknya kejam ..andai saja diantara kepalanku ada amarah yang bisa kubagi dengannya sungguh aku ingin melemparkan kepalanku padanya , agar perasaan kacau yang selalu kukhawatirkan itu segera ia miliki

Ada apa dengan kesalku hari ini, serasa hidupku tak ramah pada siapapun kecuali ia yang kadang menyelinap dibenakku,terperangkap dalam sunyi kemudian mendekap erat tubuhku ketika beku berseteru dengan dinginnya alam. Aku ikut serta dalam barisan do’amu ketika kau rasa , dan aku mati ketika tak kau cermati langkahku..

Perasaan ini semakin meloncat-loncat bagaikan tupai dalam sangkarnya , hanya intuisi yang kadang berhambur mendekapnya.. lalu serentak bayanganku kau injak dan kau tinggalkan, kau tega ucapku lirih

Satu*

Entah masih kuingat atau tidak rasa yang dulu manjanjikanku itu, ketika bunga menjadi saksi pertemuan hati kita , perasaanku terbuih dalam genggamannya .. tak bisa menjauh bahkan berpaling darinya , aku tak bisa...
Sekedar berjalan , mencari celah untuk sekedar merasakan perih yang belum kurasa saat itu, saat perasaanku menjadi-jadi dan membutakanku

Segenap rasa yang menggenapi tiap ruang , terselip dalam kata yang tak kau jamah , terbelit dalam ucapan yang tak kau jelaskan.aku menunggu saat hati ini merasa bebas untuk sekedar mencari arti dari semua yang kurasa, seakan semua percuma katamu .. dalam bisik yang tak dijelaskan angin

Barisan ombak itu mengapung-apungkan pandanganku,menyeretku dalam tiap hempasan yang tertuju padaku , aku teringat satu dari beribu ucapanmu “ jangan pernah tinggalkan aku “ ucapmu dalam serat-serat janji bisu.aku menganggukkan kepala dan tersenyum lebar pada saksi hidup disekeliling kita saat itu, entah siapa yang paling kupercaya saat itu selain engkau.mungkin tak ada?

Ada batu yang terseret ombak , dan merapat pada dinding yang tak pernah diinginkan kepulanganya . ia mengganjal pandanganku tentangmu ,


Dua**

Malam telah berakhir , ada satu kecupan yang tak kulupa saat itu, saat malam merasa malu-malu pada tingkahku.maaf aku tak berniat seperti itu , hanya saja nafsu yang mengekang kemudian membujukku.. hingga aku bisa kau bilang binatang, iya itu aku..

Jalanan mulai bisu, tak ada alas yang dijatuhkan dengan hati teriris , hanya saja ada yang terjatuh karena akal tak lagi dimilikinya,seperti tak tau arah .. berjalan kesana-kemari tanpa tujuan dan harapan.malam membiarkanmu begitu dan semoga saja tidak dengan malam-malam yang lain setelah ini, do’aku..

Ada pintu yang tertutup rapat,suasana gelap menyita sebagian sadarku,aku beku dalam pelukanmu.ketika dingin tak lagi kurasa dan hangat tak lagi kuminta.kau sungguh dekat dengan retinaku ketika kupandang , kau dekat dengan gelisahku ketika kurasa , dan kau dekat dengan cemasku ketika pelukmu kau lepaskan,. Aku mendamba ini dilain waktu “ ucapnya pada hening yang berkeping

Tak ada tanda yang bisa kubentuk menjadi pengacau tidur mereka , ketika mimpi menguasai hidupnya.aku merapat pada sebagian sadarmu... mengendus dan mengaharap ada jiwa yang tersontak lalu terbangun dan mengingatku.

Oh,Pukul 10.12 ,.. belum terlalu larut ucapku lirih.

Tiga ***


Jiwaku mulai terjebak dalam acuhnya waktu , sesekali hanya ingin kuhanguskan rinduku kepadanya.

Sabtu, 04 September 2010

Dibayang-bayang rasaku

apa kau benar ?
aku tak lagi melihat benderamu
seperti kemarin ,
saat berkibar dihatiku..

berkibar, menjaring angin
berkibar , saat aku tak sanggup memandang mataharimu

itu kau,
jauh dari rengkuhku
jauh dari anganku sendiri
saat ini kurasa...

masih,..
disini aku sejajar dengan waktu
tak lebih dari menit , dan tak lebih pula dari detik yang menghujam rasaku

masih,..
menunggu batang-batang rindu darimu
ketika menjadi pematang , aku ingin air itu tak lebih
bahkan kurang
ketika mejadi jalan , aku tak ingin lurus saja
ada belok , menanjak , dan sesekali berlubang
agar aku,engkau dan mungkin mereka semakin tahu
bahwa jarak bukanlah pembatas
antar sedih dan tawa yang pernah kita rajut

Sampai kau kembali

aku yang mencintaimu dengan rasa yang tak pernah surut , tak seperti gelombang diperairanku .. kadang pasang dan kadang harus surut
kecuali sedikit rasa benci dalam hati ini, sesekali ingin segera aku menguburnya dalam tanah kosong dekat rumahku agar tak pernah sampai kepadamu

aku berjemur diantara gesangnya masa lalu dan hidupku saat ini , agar jalanku tak selalu berkelok dan akhirnya menyendiri dari peradaban negeri ini. Tetapi sejatinya aku tak pernah ingin selalu jauh dari rasa dan ragamu walau hanya sejauh bayang-bayang imajiku

hatiku geram ,merintih kesakitan ketika harus kau tinggal …. 3 september 2010 ialah hari tersulit yang pernah aku rasakan. Dan kini menjadi awal tanda perpisahan antara engkau dan aku .meski sebelumnya aku tak pernah melihatmu , menatap damai wajahmu ketika hati ini merasa beku dan sendiri. Janjiku,… aku akan seperti ini sampai kau kembali

Selasa, 15 Juni 2010

Tentang Dia

Ketika dingin menyita sebagian sadarku . aku merasakan dingin yang sangat ketika hujan masih kurasa , ketika angin masih bisa menyentuh tubuhku dengan semilirnya..Lalu kurasakan ia datang dan mengembalikan senyum yang entah sejak kapan terurai dalam pekat.... dan kini senyum itu mengembalikan semangatku untuk terus memikirkannya. Dia adalah pesan dalam hidupku , selalu membuatku bangga dengan apa yang dia fikirkan tentang kehidupan ini , kata-katanya adalah penyejuk bagiku uluran tangannya adalah perwakilan dari semua yang merasa ganjil

Diudara yang masih terasa lembab dan beku , serasa kurasakan bayangannya menyusup dalam heningku ,menemaniku dalam canda yang tak tergantikan oleh kesenangan apapun.. dan hari ini ingin sepenuhnya kumuliki kebahagian itu darinya,..
Dialah gadis pembawa senyum itu..
yang tak pernah kuceritakan sebelumnya tentang dirinya , tentang keindahannya , dan tentang perasaan yang membuatku beku didalamnya.

Anggap saja aku mengurai senyum pada cerita ini ,pada tiap hayalan-hayalan kecil
yang sempat mempertemukanku pada seraut wajah yang terlihat bisu.. diam , lalu tak dijelaskan

Minggu, 06 Juni 2010

Pagi yang Indah,..

Pagi yang indah, ingin kuucap kalimat itu berkali-kali hingga aku tak lagi merasakan beku ketika dingin menguasaiku..

Pagi itu entah milik siapa , sapaannya menjadi awal keakraban kita . sebelum petang sirna dan sebelum malam itu tiada , aku ingin menghafalkan namanya sejenak mencari arti tentang dirinya bersama resapan air ketika hujan menemuiku dipertengahan musim... aku menggapnya lebih dari sebuah cerita , lebih dari sebuah harapan ,dan lebih dari semua angan-anganku ketika berada disampingnya, ia yang menggenapi sebagian rasaku ketika perih itu tak lagi kumiliki... ceritaku hilang 2 tahun yang lalu , bersama perginya bintang yang ingin kutuju , bersama hilangnya harapan yang pernah terukir..dan kini ia datang membawa senyum yang belum pernah aku lihat sebelumnya.. kata-katanya adalah penyejuk bagiku , dan pesannya adalah amanatnya untukku

Seperti berada dihamparan luas tubuh ini terlempar dari peradabanku , menunggu bintang bersinar dan tak pernah redup... aku ingin menjadi salah satu dari sekian banyak bintang yang ada ketika ia sendiri , menantikanku disepertiga malam ,ketika mimpi menjadi penenangnya..

Tiada tanya yang melipat gandakan ucapanku kecuali diri ini mengharap , bertemu dengan sosok yang entah membuatku tak lagi merasakan kebimbangan dalam menuai hidup..

Sabtu, 29 Mei 2010

Diujung jendela ,Wajahnya bisu..

Wajahnya berdebu ,lalu disapu angin yang mengutip kebisuannya.. tik..tik.. tik..
Suara rerintik itu mengacuhkan lamunannya , kulihat wajahnya memar seperti celaka baru saja menghampirinya , dipelipisnya seperti ada guratan dan warna kecoklatan seakan melekat tipis dipipinya. Oh tuhan kurasa memang ia baru saja celaka .dengan perasaan cemas dan hati seakan melebarkan rasa iba aku berjalan menghampirinya .. mengusap gerimis yg baru saja ia mulai dalam rintih dan tangisan panjang .sayang mengapa engkau menangis ketika musim tak memusuhimu ? ucapku lirih...

Tetap saja raut wajahnya kusut , bibirnya tak enggan menelurkan kata yang bisa melegakan setiap pertanyaan dan kecemasnku..dalam detik yang tak terbagi, aku menunngu tangannya menggeggamku mengantarkan cemas yang baru saja ia miliki untuk sejenak berbagi duka denaganku dan bibirnya bergerak mengantarkan senyum padaku dan begegas bercerita tentang misterinya saat itu , meskipun terasa berat ia mengadu.

Sayang , mengapa kau tetap bisu ....
Sampai kapan kau seperti ini , tak bisakah rasa itu kau bagi jika semua itu bisa melegakan hatimu.atau setidaknya kau pandangi kedua mataku agar aku tau betapa perihnya hatimu saat ini.’’

Dinding – dinding desebelah kita seakan ikut menangis , angin yang berada disekitarpun ikut diam sejenak menghayati nya dan berusaha tau sedalam apa luka yang mendera kekasihku. Dan laitaipun saling mengerutkan kecongkakannya ..menampung cerita yang dirangkum dalam bisu dan diamnya.serta menantikan air mata itu tak lagi membanjirinya ...ia hanya menggu saat itu.
Kusen-kusen itu saling mentap dan tak berkedip . dan atap-atap itu trus memayungi kita berdua dari derai yang tak kunjung berhenti.terima kasih ucapku ... kepada benda-benda yang kuanggap selama ini mati .tetapi hari ini mereka mengerti duka kekasihku...

“Mas”,..... suaranya pelan dan agak serak ,terdengar lirih dikedua ujung telingaku...
Kemudian kubuka kedua mataku dan kembali kutatap ia dengan membalas ucapannya “ iya sayang....” matanya hingga kini enggan terbuka .. setelah panggilan itu kudengar . hujan pun reda angin yang semua membahas percakapan kita , kini telah sirna ...
Kupegang kedua tangannya ,tak ada nadi yang berdetak ... tak ada hembusan nafas yang kurasa semenit yang lalu. “Tuhan mengapa Engkau ambil ia dariku....” kemudian dada ini sesak karena melihatnya kaku , tetes air mata ini terus mengalir hingga tumpah disetiap mereka yang menyayangi adikku...
Bapak ,ibu , dan kini adikku telah dipanggil oleh sang pencipta ...


Semua yang terbaring kaku kini menjadi beku karenanya,bukan karena hujan , bukan karena angin yang berubah menjadi dingin bukan pula karena cemas yang mengikat disimpul2 jemari dan disebagian tulang – tulang ini. tak ada lagi hujan setelah sore itu , dan tak ada cemas segetir itu .
Ketika kembali mengingatnya, tak ada senyum yang bisa kubagi dengan siapapun . kepada alam pun aku tak sanggup , meskipun hanya setipis malam dengan pagi

Jumat, 28 Mei 2010

Mencari arti

Dalam tatapan bisu aku mengaguminya...
Sebelum senyum itu habis ditelan kembali
Dan sebelum khayalanku membuncah..

Aku mengamatinya dalam detik tak terbagikan
Oleh nafas dan kepura-puraan waktu kepadaku
Aku suka senyummu,...
Sebelum matahari memandang dan mendekatiku dalam teriknya
Sebelum mendung berbagi dengan bisingnya suara hujan yang tiada habis..

Diujung sana ia menyemai waktu,..
Mencari arti yang tak bisa kujelaskan
Dengan kata atau pujianku
Aku suka senyummu,...

Senin, 19 April 2010

sebelum fajar kutemukan

Ialah menghilang sebelum fajar kutemukan,..
Menyamai peran ilalang pada episode nya
Gelak tawa , mengikis sebagian kacauku...
Kemudian satu senyum mengikat simpul didada
Aku rindu pada sosok misterimu
Selalu memimpikan sunyi , ketika riang sudah tak kudapati lagi

Minggu, 11 April 2010

dalam koma

aku ingin menangis dalam koma,
seperti telatah tak terawasi...
digeluti angin , dicemasi dingin

Sabtu, 10 April 2010

Andai saja bisa,

andai saja bisa,
aku ingin bicara pada rahimmu
bertanya tentang kesusahanmu saat itu...
bertanya tentang riangmu saat itu
agar aku tak secongkak hari ini

andai saja bisa,
aku ingin bermimpi tanpa harus tidur,..
agar tak lelah aku menahan desahanmu
lewat pekikan dan rasa gelisah

andai saja bisa ,
aku ingin meminjam cintamu
tetapi tak kukembalikan
dalam hati ku berbisik"semoga kutak salah"

andai saja bisa,
aku ingin melihat nyawaku hari ini
sampaikah aku menelan nafas untuk 1 menit kedepan
atau pelan-pelan kulihat urat nadiku tak berdenyut

Minggu, 04 April 2010

seperti ini,..

Ketika langit terbakar , …
Lihatlah hatiku ketika jadi abu
Remuk , tiada bencana yang kudapat selain tangis
Ketika laut itu terpanggang ,..
Lihatlah pada sebagian liurku yang mengering
Menuntaskan musim ketika air benar2 tak habis

kupandang tinggi2 gelanggang itu,..
tak ada yang berubah setelah jarum jam itu tak berdetak
hanya perasaan kacau yang masih kubagi
dengan amukan angina sore itu,..

tak ada yang berlebih ,..
tak ada yang terbayang ,..
bahkan tak tergambar rapi seperti apa yg tercatat dalam peningku

Kamis, 01 April 2010

Bila Rindu Ini Kurasa

Bersama derisan angin rasa ini memuncak
menyusup pelan-pelan dalam gerimis yang tak habis
dan nadi ini serasa tak berdenyut..
untuk sekedar mengingatmu

lewat kutipan senja suaramu menghilang , pergi ...
dan kini kucari , dalam bilik tersembunyi
dalam candamu aku tertawa ,dalam senyummu aku gembira
merangkul cita yang kini kita kejar,
membuih rasa yang tak seharusnya tercecar
dalam alpa dan sinisnya waktu

aku menunggumu disini,menanti kasih yang masih terpatri
dalam relung-relung hati
aku menanti diammu ,ketika sunyi ini mendekap
dan aku menanti kehadiranmu ketika waktu tak bisa lagi kutatap

kucipta alunan-alunan sendu ini dalam sajak dan ilusiku
walau sepucuk tak tentu menghapus gelisahku
namun jika ku bersuara , aku hanya ingin menyebutmu dalam dingin dan keterbatasanku
aku rindu menatapmu..
aku rindu melihatmu ..
dan aku sangat rindu kepulanganmu

Rabu, 31 Maret 2010

Diantara Gerimis

sebelum april mengingatkanku pada gerimis dan tangisan itu,...
Tuhan , pulangkan aku kepada jiwa yang tertera dalam ketentuanMu, sebelum langkah ini berbelok kearah yang sama sekali tak membuatku paham untuk melangkah...atau sekedar untuk memahaminya ...

Ketika matahari masih memberiku senyum lewat tatapan-tatapan kecilnya diujung jendela dan ketika sang rembulan tak mampu lagi memberiku wacana tentang rasa yang selalu menahanku dalam bilik kebimbangan. Aku hanya ingin sekedar melangkah bersamanya , menapaki bebatuan kecil yang kadang menuntaskan niatku

Tak bisa , suara ini kulantangkan untuk sejenak merangkak dalam desiran ombak yang kian merajut dan menelusuri ribuan pasir yang terpanggang lalu menghilang diam-diam.atau ketika pandangan ini melesat dalam congkak dan sengitnya alur.ketika aku menepi dari hempasan mereka aku disini hanya ingin memandang satu senyum ketika gerimis itu memudarkan sebagian imajinasiku dalam tiap tetes yang tercecar,.. atau aku hanya menunggu sebaris janji dari tulang rusuk yang akan menggenapi perselisihanku dengan waktu.

Sabtu, 27 Maret 2010

Ialah rasa dingin yang sangat

Ialah rasa dingin yang menjadi-jadi
Mengalir bersama gelisah yang sangat,…
Melaju dalam luka yang berbeda dengan hati yang sama

Ialah rasa dingin yang menjadi –jadi
Ketika malam terkunci gelap,dan ketika siang terisi cahaya terang
Aku ingin menghela nafas lalu menganggukan kepala guna setuju kepada anggapan mereka,
Mereka yang seakan lari dari bayangan hitam dan sendiri dalam rasa ketakutan kepada- Nya

Ialah rasa dingin yang menjadi - jadi
Tercipta sehabis gerimis itu kucerna…
Dalam diamnya hati dan dalam bekunya situasi…
Aku ingin terjaga oleh-Nya
Ketika hati ini terasa buta akan semua…

Ialah rasa dingin yang menjadi-jadi
Ketika jalanan ini kutapaki dengan sebelah hati,
Dan ketika hidup ini kugenapi dengan sebagian janji
Aku ini cacat dari rasa yang ingin kubangun bersama mereka

Ialah rasa dingin yang sangat,….
Hilang bersama resah,…
Setelah hujan itu tumpah ,.. dan mengaliri tiap liku hidupku

Rabu, 17 Maret 2010

tentang langit,gerimis dan gelombang

Langit,lihatlah kepadanya..
ia yang masih memihakku..
Sedikit bimbang dalam hati , tergusur oleh cahaya yang mampu melewati celah…
Mungkin tak kulihat dengan hati,mungkin tak kudengar dengan nurani
Biar semua begini,..

Teruslah berhayal tentang luka yang ingin kau buat
Dari tepian dan harapan kecil mereka
Lewat tatapan sayu , yang datang diiringi gerimis
Lalu menjadi sari pati kebodohanku…

Tepiskan saja egomu seperti tatapan gelombang pada karang …
Sendiri dalam kalimat yang meragukan,..
Lalu menjadi harapan setiap mereka yang datang
Walau sekedar melihatnya,,..

Minggu, 14 Maret 2010

cinta adalah air mata


ketika kubertanya kepada keluargaku tentang makna cinta

ayah cinta itu apa ??
beliau menjawab : cinta itu tanggung jawab

ibu:nak ,...cinta itu kasih sayang

kakak:cinta menurut aku suatu frase menuju kedewasaan untuk saling berbagi kasih

adik:dan ketika ia berumur 7 tahun ia membisikku...
cinta...
apa ya?trus ia menangis dengan histeris, lalu diam sejenak dan kembali bicara
cinta itu air mata...karena setiap aku menangis mereka mengasihiku,memanjakanku,dan menyenangkanku

dan dalam hati kubisikkan ... ya, cinta itu air mata

Sabtu, 13 Maret 2010

Sebuah Harapan

ia yang mencuri perhatianku sebelum rintik-rintik itu benar-benar reda..

sebelum matahari bertahta didahiku ,... sebelum suara angin mengeras ditelingaku,.. sebelum purnama kehilangan celah 'tuk menyapaku dan sebelum dingin menguasai tubuhku hingga ia menjadi sesaat

malamku tiba bersamanya, setelah janji itu kutepati...
saat ini , kupaksakan jiwa ini berlari melawan arus
mengikuti kata hati yang kian ingin segera kuurus,...
meski,tak kudapati lagi senyum lebar dari sebagian yang lain..

aku tak sendiiri malam ini..
masih ada engkau beserta jiwa yang selalu terbanjiri rasa kagum yang sangat....
senyum , tangis ,... kadang tak membuatku seperti ini
entahlah jiwa malam tak mau beradu denganku..
dan yang terpenting saat ini , jiwaku ingin terus mendekatimu
sampai kau katakan ya,...

Jumat, 12 Maret 2010

Biar kusimpan dalam sebagian gerimis

Hujanpun tiada pernah ingin berhenti , walau berselang detik dan kau rayu pada lalainya malam….
Aku seperti suara yang kau tahan dalam tiap kebimbanganmu,seperti inilah sejatinya fikiran yang tak siap untuk dibendung ..
Kemudian,… rerintikmu menghancurkan candaku,menjadikan beku tiap-tiap sendi tanpa upaya yang sama setelah semua menjadi seperti ini…

Sementara hanya lewat sepi aku bisa berhayal tentangmu ,tentang cerita yang tergopoh-gopoh kubangun dari sebagian intuisiku dan kupaparkan dari sebagian niat serta ingatanku,..
Aku seperti ini karena mu, entah semua ini sadar kulakukan atau justru sebaliknya,aku tak tau dan tak pernah ingin mengerti..
Ingin kupaparkan semua tentangmu sebelum rerintik ini terjatuh dalam sanjunganku,sebelum semua cerita kuawali dari huruf A dan angka 0.mungkin sepertti inilah janji yang ingin kutuai esok , sebelum kau tertidur pulas dan sebelum kau terjaga dari rasa dan bisingnya malam .aku ingin selalu disampingmu,… terus memandangmu hingga perasaan bosan itu tak kudapati lagi.

Ya , semua ini tergantung oleh gerimis ,manakala ia reda akupun tak akan lama menyanjungmu… seperti teratai yang terlepas dari tangkainya kemudian disimpan oleh satu tangan ,..

nyatakanlah sebagian rasamu pada aliran yang membekukan darahmu,mungkin sedikit dari yang kau punya dan selebihnya biar aku yang menyitanya , dan mennyimpannya dalam teralis yang sengaja kubuat untuknya.

Minggu, 07 Maret 2010

Teruntuk Rizki

Seperti inikah rasa yang aku genggam , serasa aku merasakan hadirnya kembali disini . setelah kekosongan menyita beberapa ruang hati ini ,kini ia hadir bagai bulan untukku ,bercanda lalu tersenyum tipis diwajahnya……

Ketika gelap menguasai lapang dan damaiku , seperti suara angin itu berbisik malu padaku seraya ia hendak bicara …dan menyampaikan seikat pesan darinya .mungkinkah pesan itu mewakili perasaanya untukku ataukah hanya sebatas khayalan – khayalan tipisku pada warna malam yang semakin gelap dan semakin mengacaukan pandanganku tentangnya.

Kudapati dalam diam bibirnya“Aku mencintaimu” sebelum kau menampakkan gelisah yang teramat menyiksa batin .dan aku ingin menggenggammu dalam bait sebelum pikiran dan tangan ini terbuih waktu dan tak sempat lagi mengenalmu.

Sabtu, 27 Februari 2010

cahayaku redup

cahayaku redup diperempatan kehidupan ini
ketika godaan kupenuhi,ketika catatan hitam sepenuhnya kumiliki
hanya waktu itu,..

ketika suara lantang tak lagi kudengar
dan kuambil hati,..
dari sudut kota yang memenjarakan jiwaku

kenapa kembali kuabaikan panggilanMu
kenapa kembali kutampik kebenaranMu
jika aku pendosa malam itu,
biarlah ahli neraka yang menyaksikanku kelak
namun ,jika aku dapatkan pintu ma'af dan ridhoMu
maka ,cukuplah bagiku menyaksikan pintu surga terbuka lebar dan tak kembali merapat

Kamis, 11 Februari 2010

ketika pandanganku jatuh

seperti kalimat hujan pada tiap celah bumi,seperti teriakan petir kala wanita setengah umur itu mencoba mengais rezkinya pagi ini.disetiap tumpukan sampah yang terhamburkan dipinggiran ruas kota yang kulihat tak lagi rapi meskipun tong telah disiapkan disepanjang jalanan kota,aku melihat jerih payahmu pagi ini ibu,seperti halnya aku yang selama ini terbawa arus pinggiran dan terseret kemari.
ketika pandanganku terjatuh tak rata dipelupukmu,.. raihlah sedikit egoku meskipun engkau tak sedikit faham bahkan mengerti tentang apa yang aku maksud, andai saja jalanan ini rata dengan kejujuran mungkin tak ada fitnah dinegeri ini yang tercecer.

dan ketika aku beradu pada sebagian yang tak peduli tentang semua ini ,mereka berkata lebih baik aku berdusta setiap harinya dari pada aku hidup dalam kawah ketidakadilan negeri ini..

Rabu, 20 Januari 2010

pada separuh malam

Aku sendiri dalam asap yang tak mau menyatu,dengan lidah ketika kurasa,…dengan hati ketika kubenci.aku ingin memutus amukan angin yang menjadi-jadi ketika suara ini tak lagi kubisikkan pada separuh malam ,tentang sketsa dan keindahanmu….

Namun ketika kudapati engkau dalam separuh mimpiku ,aku ingin terbaring disini menunggumu tanpa sepatah katapun yang menggeser tiap engsel dan sendiku ketika ingin kuucap.demi engkau aku begini,serasa merampungkan rindu yang sekian lama kubangun dan mematikan benci yang baru saja kumiliki….

Senin, 11 Januari 2010

kata-kata yang tak pernah bicara

aku seolah terlahir bukan menjadi manusia yang bijaksana,tetapi kadang aku bertanya kenapa kebijaksanaan seolah berada dipundakku yang terkadang tak bisa aku bendung.semua terjadi begitu saja ,naifnya dunia seolah ada dan menjelma pada diriku ,untuk seseorang yang tak pernah kukenali.

semua bagai sebuah kata yang tak pernah bisa aku mengerti kenapa semuanya keluar dari jiwaku.hening sekali tercipta saat keriuhan masuk dan membawaku kedalam kefanaan. aku bukan orang sempurna seperti yang pernah aku impikan dan engkau bayangkan ... manusia yang selalu berucap tanpa keluar sebuah makna untuk jiwa yang terluka ,resapi alam dan nikmai kehidupan menjadi sandaran untuk membuat semuanya menjadi indah seperti yang ingin kita raih.

aku mungkin menjadi sempurna bagimu,tetapi bagi dunia aku bukanlah siapa-siapa,terkadang aku berfikir batu lebih berguna daripada aku,batu bisa menghancurkan kehampaan saat dia jauh berkeping-keping teruai ketanah .sedangkan aku ,apa jadinya ketika aku terjatuh dan tersungkur kebelaian tanah.lihat saja mereka yang selalu tertawa dalam kebahagiaan dan kesedihan . aku ingin seperti mereka selalu bahagia dan tertawa .bagimu semua telah ada didiriku tetapi bagi mereka aku bukanraga yang terpancar sempurna untuk menjadi malaikat yang melayani makhluk dalam setiap kesendirian.

ketika semua seperti yang kau harapkan jangan pernah kau tutup mata untuk melihatku sebagai jiwa yang merana .terlunta dan terluka karena jejak sang angin kepedihan yang telah aku rasakan sebelumnya. kau bukan lagi menjadi orang yang tersakiti saat kau terus membuka mata menuju kesunyian.

aku bukanlah hamba tuhan yang selalu ada untuk Dia .aku kadang terbawa dalam kerinduan untuk terus bersama-Nya .mungkinkah waktu akan kembali terbang membawaku bertemu dengan angan-angan untuk kembali seperti dahulu .aku bukanlah kata-kata yang bisa kau ucapkan untuk mendapatkan sebuah harapan .lihatlah kepadaku, kau masih saja terbawa oleh waktu yang tak bisa lagi kukenali diriku sendiri. aku tak bisa tahu kapan semuanya bisa berhenti dan Tuhan akan memanggilku kembali .

percaya pada hidupmu , itu yang semestinya ada pada dirimu sendiri.. bukan aku yang memendam semua asa yang aku sendiri tak bisa kembali membuatnya bahagia. waktu yang berjalan membuat anganku terbangun .jiwa ini sepenuhnya bukan milikku,hidup ini juga bukan keinginanku ,semua ini bukan sebuah kesempurnaan yang terus ada ketika aku harapkan.

bijaksana,.... perwalian dari sebuah harapan agar aku terus ada bersamamu dalam kesedihan yang pernah aku alami . senyuman adalah sebuah harapan untuk terus ada dan hidup meskipun ada dalam kehampaan .sinar mata ketika memancar bukanlah tanda untuk bisa melihat harapan yang entah kapan dapat kembali bicara,kepadaku dan juga kepadamu wahai terkasih..

bukan aku yang kau ingatkan.tetapi jiwa sentosa penuh ucapan kata yang bermakna akan membuat hidup dan waktumu bicara padaku tetapi sekarang entah kenapa dunia kembali merenung seolah tidak pernah menganggap aku hadir dalam wajah mereka .

jiwaku habis untuk sekedar bernyanyi dan kembali merengkuh dalam jiwanya,asaku habis untuk membuat seisi dunia ini tersenyum tulus kepadamu.tinggal sebuah waktu yang aku harapkan ,ia yang tek pernah berhenti menemaniku saat aku jatuh dalam keterpurukan.temukan untuk ragamu jiwa lain yang terlihat bahagia dan bernar-benar bahagia ,aku bukanlah harapan untuk terus kau anggap sempurna meskipun hatimu mengatakan demikian.aku bukan dari sekumpulan warna merah,kuning,jingga atau bahkan pelangi dalam setiap detik waktu yang telah habis teruai.

aku bukan ungkapan kesabaran ,aku hanyalah sekedar angin yang berhembus ,yang mungkin akan membawa setitik harapan untuk kebahagiaan ,aku memang bukan sempurna untuk dunia,karena aku bukanlah sekumpulan raga yang penuh asa.sebatas kata yang meskipun sesungguhnya tak pernah bicara pada semuanya,terlebih kepada mereka yang hidup ...



("sebuah tulisan yang baru saja kutemukan dalam lapisan besi dan rak lemari,entah tulisan siapa dan untuk siapa?? yang jelas ..tulisan ini pernah menjadi saksi sebuah kisah yang tak pernah mendapatkan restu' dan ia pernah berafas disini,ditempat kini aku menetap , dalam kekosongan dan jeruji waktu")