ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Minggu, 31 Juli 2011

ketika kami


menjadi butiran-butiran darah
menjalar disekujur tubuh
jiwa kami mendarah , membanjiri tiap bentangan do'a
yang kami panjatkan

urat-urat kami menyimpulkan pilu
berharap teduh mengunjungi hati kami
agar tak ada lagi
sehasta rasa , ketika kami merindukan mati

ketika kami ,
berlebih-lebih dalam setiap hilir kecemasan hati
mudahkanlah YaRobb kami berdiskusi dengan-Mu
agar tak ada lagi ,
titik hitam yang menyimpul disetiap hati kami

Selasa, 26 Juli 2011

yang ku eja dulu ,

hampir tak kuingat ribuan tapak kaki disekeliing rumah
dipedesaan , tempat aku mengaisi senyum dari licinnya batang pohon
samping masjid , ketika tawa kami menghantam dada orang tertua disana
memendekkan umur "cetusnya , dengan hati berantakan "
seakan akan kami terusir dari kebebasan

hampir tak kuingat , berapa ketukan yang menungging pada ukiran pintu rumah
ketika pintu itu rapat dengan do'a
"hanya ingin engkau menjadi orang " seru lelaki tua kepada anaknya
yakinlah kelak engau mengerti , mengapa engkau harus selalu berpaling dari rumahmu

hampir tak kuingat , siapa saja yang menghabiskan kartu waktu tak ada jam ronda
ketika kami masih belum berumur,
hanya mengaggapnya kertas yang bercirikan orang serakah itu sebagai alat penghibur
bukan alasan karena judi

hampir tak kuingat , ketika aku jauh dari rengkuhmu...
menelan satu-persatu galau yang hampir menyetubuhi hatiku

hampir tak kuingat , kata terakhir ayahku
"berpandai-pandailah mensejajarkan hati dan lisanmu"

Minggu, 17 Juli 2011

titik jarak lintang dengan lingkaran tubuhku

aku berdiri dalam teralis yang menyisakan isak
memaklumi semua yang ada , meski dalam kebodohan

siapa yang membawaku kesini "tanyaku resah "
pada bilik yang diam membisu ,
mengukir jarak dalam nadi
apiku menjalar dalam darahmu

kemudian mereka membunuhku dengan sebutir peluru
menghantam jantungku,
semua mati , tak terkecuali engkau
yang masih berdiri , mengatur jarak pintu dengan jejak yang baru saja terhapus


jika menurutmu ini kebohongan ,
maka binasalah aku
namun jika kau memaklumi yang ada
maka engkaulah yang terlebih dulu binasa