ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Rabu, 27 Mei 2009

alienasi,..

Tak kuharap lagi bintang itu memberikan sinarnya untukku
membius akal ketika aku hendak ingin mengunci pandanganku kepadanya
sesekali suara ini ingin kutelan
namun banyak guratan-guratan yang mengacuhkan jiwaku
dan membalikkan uluranku dengan kebisuan yang membiarkanku tertelan waktu kala sapaku tak terjawab oleh peradaban

Tak biasa, bila perasaan ini merasa terabaikan…
Mungkin dari pandangan - pandangan nurani mereka
ketika akal ini ingin menorehkan beku diatas kesadaran memujinya…
Tetapi entahlah..…
Semua telah tertulis dalam kejenuhanku memikirkanya
tentang buruk yang tak perlu dibahas
atau ....
bahasa kasih yang tak perlu dibalas dengan tetes-tetes kesedihan

Senin, 25 Mei 2009

kemarilah....

fikiranku bangunlah......
bangunlah, dan sadarlah...
kini hujan menyapamu ,kini petir menunggumu
dan kini pagi,.....
pagi telah terasingkan
dan malam telah kau gantikan dengan cerita lusuh

wahai fikiran jenuh...
kemarilah...
menarilah bersama mereka
yang selalu mendengur, menakutimu
dan menarilah bersama mereka
karena mereka terus bersua untuk kesahajaanmu

dan kemarilah,.. karena angin telah berhembus
karena cuaca telah mengacau...
karena pagi masih jauh dari pandanganmu
sedangkan siang telah terlewatkan dari jejakmu

fikiranku,.....kemarilah
bangunlah,sadarlah
tataplah aku,...
tataplah aku dengan muka murammu
ketika kamu hendak merajamku
tetapi tataplah aku dengan senyummu
ketika rindu itu ada padamu


andai engkau tak datang ...
akupun tak apa
tetapi hatiku...
tetapi hatiku tak tahu harus beriba pada siapa
harus mengeluh pada siapa???

ketika sunyi merangkulku

sunyi malamku...
tak lagi bertabur bintang-bintang itu ..
yang kadang melabui fikiranku
entah kemana cahaya itu,..
cahaya-cahaya yang pernah ada dalam kehidupanku
yaitu kehidupan masalaluku...

dulu ,...
dulu aku mampu tersenyum
mungkin pada setangkai bunga , mungkin pada secarik kertas
atau mungkin,..
pada hamparan-hamparan yang memintaku...
hamparan-hamparan yang pernah ada
memanggilku dari bujur yg mengharapkan kelu
lalu tertidur ,...
terlelap dalam baitan koma,
kemudian ,..
terbangun dari fikiran-fikiran yg tak pernah terhiraukan

aku disini sendiri, menatap pagi ketika fajar menuntunku
dan berpaling dari fajar ketika senja menjemputku


entah ....
ialah flamboyant untukku???
simbul dari ketakutanku menuju kebahagiaan yang tak jua kurenggut
apakah ini sebutan untukku ???
ataukah semua memang ini naluriku
dalam dakwa yang menuntunku

Jumat, 15 Mei 2009

seisi mimpi dan dusta hati...

Senyuman itu ingin kutawar dengan sedikit rasa getirku memandangmu…
diam-diam kutusukkan layangan ini kearahmu
berharap mendung tak pernah membawa kelamnya untukku.

Mungkin ini bukan sedikit rasa yang ingin mengadu pada gelisah dan risaunya hidupku ,
tetapi ia adalah wibawa yang berjabat dengan lisanku ketika aku ingin bicara
ia adalah kearifan yang merangkulku dengan satu bait yang tak terputus dari rasa kelu
ia adalah tawa yang membius lukaku ketika hidup ini tak mampu lagi memberikan arti kehadirannya .

Jika malam adalah dusta baginya….maka aku ingin mengawalinya dari pagi buta hingga hidupku tak ada lagi tempat untuk bermimpi

Kamis, 14 Mei 2009

tak pernah lupa jalan pulang

Pernah kutiadakan jalan setapak itu dalam sedikit gerimis yang menghanyutkan jejak kecilku….
Entah…..sudah lelahkah aku berjalan atau masih mampukah aku ayunkan tiap jengkal langkah yang mengikuti takdir ini, semua tidak akan pernah kuhiraukan jika saja engkau lari dalam wujud mendung yang menjadi gerimis….lalu disusul hujan kemudian terang.

berlalu cerita itu oleh secarik kertas yang mereka anggap lusuh tetapi bagiku itu sempurna….
Ya sempurna,….bahkan aku tidak mengucapkan itu hanya sekali , mungkin beribu-ribu kali jika engkau sanggup memikirkan tentangku

Jika saja , hanya lewat mimpi aku bisa membunuh rasa rindu yang berarak didadaku ,aku tak perlu mengingat engkau hadir dalam kehidupanku.sebab aku tidak pernah lupa jalan pulang…
Tetapi semua itu mustahil ….dan aku tak pernah ingin membunuh rasa itu, meskipun aku mempunyai beribu mimpi .

Selasa, 05 Mei 2009

didedaunan yang mengharap sepi

"seharusnya aku berfikir tentang kehidupanku ini,lama sudah tak kutengok jejak yang pernah kutiadakan dalam gerimismu . berandai akan adanya muara setelah hilir menuntun perangaiku dalam baitan lesu dibalik usia yang merajamku diam-diam namun hanya sisa remuklah yang selalu ada setelah darah kotor ini berkecamuk dalam fikiranku"




sisa-sisa ranting itu mematah , mengharapkan matahari yang mungkin tak akan muncul dikehidupannya…
kepada siapa jiwa dan hati ini mengiba….
Mungkin pada rengekan mereka…

pandangan ini ingin segera kuletihkan pada mereka, seperti berjaga dari rasa lapar yang kian menyiksa,kala mereka menjadi saksi kekejaman dunia pada anak-anak kecilku .
mereka yang terus meronta saat perut mereka tak berpenghuni .mungkin mulut ini katakan penghuni itu ialah sesuap nasi….yang sangat berarti jika saja mereka menelannya ,tetapi entahlah ……semua itu tak lagi nyata buat mereka semua
mungkin penghuni itu ialah sisa-sisa kejengkelan yang tertahan dalam batin yang belum dimuntahkan dalam fikiran ini

kali ini aku benar-benar melihat mereka dalam ketakutan…bukan ketakutan karena ajal telah menantinya melainkan ketakutan kerena mereka tak mampu memberi kesempatan kepada kaumku….
Kesempatan untuk saling mengasihi sesama . itupun jika takdir baik yang menjadi penopangku…..kata anak-anak itu dengan nada pelan.

Setelah berjalan diujung gang sempit itu , tatapan mereka tak henti-henti menyorot kepadaku .mereka yang memunculkan sedikit getar dan sejak itu jantungku pun menjadi geteran rasa rindu mengasihinya karena mereka memang seharusnya mendapatkan perhatian dan kasih saying sari sesamanya..

Kuberhenti didepan mereka lalu mulut ini bergetar menyapa sebagiannya,….. tak kusangka mereka pun membalas sapaanku dengan seikat senyum yang belum terputus dari keikhlasannya memandangiku..
Kupaksa mata ini memandang salah satu dari mereka….
Dan tanpa kusadari air mata ini keluar dari ketidaksadaranku meratapi kemalangannya ,hingga deraiku mendahului embun yg mungkin akan ada dimalam nanti atau mungkin seperti hujan yang kan turun sebelum senja melunasi hutang-hutangnya pada kesombonganku pagi tadi….sungguh kali ini aku benar –benar tak ingin tertawa seperti yang mereka lihat akan sedikit keangkuhan bangsaku pada kehidupan ini….