ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Minggu, 26 April 2009

Ialah angka-angka kehidupanku



seperti kisah yang kutekuni ketika jemari ini melahatnya,...
menghabiskan coretan-coretan tak sadar , dan meninggalkan makna yang jauh dari kesempurnaan
aku adalah waktumu ketika detik tak terayun dalam jangkarnya..
serta aku adalah mimpi yang kau rindukan dalam sedikit malammu sebelum pagi membangunkanmu

hari ini ingin kulantunkan sejuta tanya pada burung-burung yang tak ingin hadir diperaduan waktu
“mengapa engkau tak pedulikan syairku ? maka perlahan ia menjawab , aku tak pernah ingin berbicara layaknya manusia karena saat ini aku masih terpikirkan oleh dosa” jika saja aku hujamkan pandanganku kepadanya mungkin ia akan memintaku untuk kembali dalam kelelapan yang menirukan malam-malamku sebelumnya. Dimana waktu itu akan hanya butuh satu malam untuk menghabiskan beribu-ribu cerita dalam bingkai mimpi atau aku hanya cukup ucapkan satu pekikan rindu yg menjalar kejiwaku sebelum pandangan ini tak lagi kujatuhkan dalam reruntuhan dunia.dan aku tahu saat itu tak mungkin bila kekecewaan akan mengajakku bersenda gurau menemui waktu yang terperangkap dalam tiap himpitan rasa takutku sebelum kuterlantarkan isi pikiran ini…

ketika ia naik dari baitanya ,...berbeda satu jengkal (mungkin antara malam dengan pagi jika kubedakan antara keduanya) berawal dari mendung lalu kuhitung tiap bulatan hitam diatas mega itu dengan angka-angka kematian . angka-angka yang tak terisi penuh dan angka –angka yang tak muncul dikehidupanku sesaat lalu.
Ialah angka yang tak menghidupkan rasa cemburu itu menjadi satu dongeng ketika aku mulai melafalkannya. Serta angka yang tak mampu menceritakan perjalananku seusai jiwa ini terlempar oleh ombak kemarahanmu

Seakan ia bercerita pada masa….
aku adalah rasa iba yang tercecer diperaduan canvas yang olehnya teroles beribu kuas. andai aku tak dengarkan cerita pendahuluku aku pasti tak buatkan dunia ini penuh dengan lukisan pilu

Aku adalah rasa takut yang melarikan rasa rindu pada tiap-tiap malam sebelum engkau meninggalkan mimpi yang selalu ingin kutuangkan bersamamu.meramaikan bilik wajahmu saat kau coba palingkan dari tatapanku memintamu.
Dan inilah sedikit maksud tentang angka-angka yang menyelimuti kehidupanku….

Minggu, 19 April 2009

sajak buatnya...

karena waktu yg memintaku untuk mengenalmu....
bukan perjuangan syair pada torehannya
bukan pula do'a yang ingin didengar oleh kekasihnya

bersama resah ...
bibir,inilah alasan aku melantunkan namamu disetiap lekangku
mungkin mata,dan inilah cara aku memandangmu....
bukan karena engkau itu siapa...
atau kau itu milik siapa

setidaknya aku tak pernah berhayal akan hidup yang belum aku minati
tetapi aku selalu bermimpi tentang itu....

Sabtu, 18 April 2009

Seikat hidupmu

Kau hitam ceroboh dalam wujud bisu
Terlihat dangkal ….
Dan memikirkan sepi yang terambang kematian

Kau rusa hidupku
Bergembala jutaan nafsu dalam batin tergagap lesu

Begitu cerita senonoh kau haturkan
Terjejal ambisi melunasi hutang keberanian

Ia bukanlah damai
Tetapi sedikit cerita yang kuurungkan dalam isakmu
Ia bukan pula gaduh..
Tetapi ia adalah baitan benci yang tak terkibarkan oleh keberanian

Rabu, 15 April 2009

Setelah subuh meninggalkan ceritaku

Mengapa angan ini memintanya untuk selalu hadir dalam sajak-sajakku…bercakap dengan mimpi yang kuacuhkan lalu ceritakan sebuah pesan untukmu. tak bisa kuelakkan perasaan ini …
mungkin setelah subuh usai aku akan mulai mengenalnya kembali bahkan hafal dengannya .

semua bagai catatan yang sengaja ingin kuulang ,kutuangkan dalam bejanaku lalu kuhadirkan dalam sejengkal cerita yang dinanti oleh kaumku.kaum yang selalu rindu akan keadilan diabad lalu

tanpa pesan resah ingin kuucap satu rindu pada derunya ketika ia menikam jasadku,menatapku dan menuliskan pesan singkat diantara mimpi yang tak mungkin rampung untuk kuhafal sebab ia tak hanya hadir dalam satu malam

Selasa, 07 April 2009

Sebelum senja meninggalkanku,…






Kulihat ia menari dan berbaris diladangku, mencari cahaya yang tersingkirkan oleh debu-debu batu yang terkikis oleh masalalu. Hitam pekat ,melekat …..dan menjadi pembeda antara senyumanmu pada hiasan malam kala mendung tak lagi terucap oleh bibir yang mengharapnya ada dimalam itu
Lihatlah gersang ladangku ….tanpa air yang menyejukkan dahagaku akan kepulanganmu disini. Menantimu seperti kumenunggu hujan mengguyur kekeringan yang melandaku. Tak sadarkah aku ?”jika dibulan kering ini aku selalu mengharap setitik embun itu menjadi gerimis untukku dan menggenangi parit-parit usiaku jika hujan benar nyata dalam pandanganku .

Kupanjatkan sedikit resah dilalu lalang angin yang terbawa pergi saat matahari tak lagi kupandang dari kekhawatiranku menunggunya , asap berganti awan , embun berganti gerimis …. Dan senyum berganti tangis. Begitulah peristiwa yg sempat kurangkum dalam bilik senja kala usia benar-benar mempercayaiku untuk melepas resah yang mengering seperti tetesan embun yang terusik akan kehadiran matahari .

Diperbatasan kemarau aku mengikuti jejakmu, mencari celoteh sedingin angin yang menyekapku diruangan ini tetapi hanya hiasan pilu yang menyambutku ….. tanpa angin yang menyeret layang-layang itu terbang bak pikiranku yang selalu tersugesti akan keberhasilan dalam genggaman angin yang ingin memutarbalikkan bentuk kehidupan . “jika dulu aku adalah seorang pengasah belati mungkin saat ini aku rindu menjadi pemiliknya “.yang akan memegangnya kala ia menjadi manfaat bagiku dan akan menyimpannya kala ia menjadi satu-satunya harapanku .

sebelum senja meninggalkanku ingin kumenangis dan merenung dipangkuan kemarau agar sesak dan tangisku menjadi arti baginya.....

Jumat, 03 April 2009

Tatapan kerinduanku …..

Kulihat mereka jauh memandangiku berpaling terus tersenyum kepadaku , sedang aku tetap berjalan sendiri, tanpa seorang temanpun disini
Lalu diam-diam kubaitkan pandanganku tentang seorang yang telah mendidik dan membesarkanku, kali ini aku benar-benar ingin menangis jika fikiran ini teringat selalu kepadanya……. Sosok yang slalu ingin aku sanjung meski dalam do’a yang yang mungkin tak sering kulantunkan kala siang itu tiada dan ketila malam mulai mendengarkan keluh kesahku ingin kuhadirkan ia walau hanya lewat tabir yang ia bawa ,yang menggantikanku untuk menukilkan sedikit rindu kepadanya walau dalam baitan mimpi…. kini aku begitu rindu dengan kasih sayangmu, rindu sapaanmu,dan rindu tatapanmu kala kau ingin menegurku ….. begitukah pesan resah ini aku bawa..

Tuhan….jika aku hanya bisa titipkan satu rindu untuknya …maka izinkanlah aku bertemu beliau melalui do’a yang kuhaturkan kepadanya