ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Selasa, 27 Oktober 2009

tentang benci dalam sedikit rasaku

Aku ingin pergi sejenak mengitari damaiku,namun kemana kaki ini harus mengabdi di setumpukan niat dan pada setiap harapan yang kujemur. aku tak punya rasa yang bisa kubanggakan seperti dulu , seperti kisah rembulan pada sebagian malam dan seperti kisah angin pada sebagian gerimis yang belum terbagi dalam curah yang meresahkan fikiran.

Sebelum hijau kunikmati aku tak pernah merasakan kegalauan seperti ini,… perasaan sepi selalu berkecamuk dalam dentanganku.tak ada pembatas ,dan tak ada pula percuma setelah ini….yang aku harap bulan selalu ada pada tiap malam yang beredar dan gerimis selalu ada dalam sebagian masaku, agar aku bisa tersenyum untuknya.


Aku pernah punya benci pada seseorang , tetapi aku tak pernah menganggapnya itu suatu dendam yang sangat ,dan aku juga pernah ada rasa pada seseorang tetapi aku tak pernah menganggapnya itu suatu kebetulan,… karena sampai saat ini rasa itu tak pernah bisa aku elakkan. Jika mereka bertanya antara benci dan rasa yg aku genggam maka akan kujawab “ untuk benci aku hanya bisa menahannya beberapa detik sedangkan untuk perasaan ini aku tak pernah bisa melepaskannya meskipun hanya dalam hitungan detik”

Minggu, 18 Oktober 2009

kepada angin,

Sebelum udara ini sesak didadaku, dan sebelum tetesan air mata ini merangkak menjauh lalu memusuhiku,,.,,..,, biarkanlah aku menunda anganku satu bait sebelum nafas ini terhelai panjang dan biarkanlah aku memandangi kesalku seakan tiada berdetak putaran jarum jam yang mengiringiku sejak tadi, seperti detik berganti menit,seperti menit berganti jam dan seperti inilah aku mengagumimu...tak ada ukuran masa dan tak ada penjelas setelah semua terukir disini

entah mengapa hati ini merasa berat melepas kisah yang baru saja kuceritakan pada putaran angin sore tadi, sebelum daun-daun itu berguguran dan sebelum rerintik hujan menggenangi pandanganku .sedikit teguranku pada angin,..jangan kau tumpahkan anganku hari ini karena aku masih menyimpan sedikit kesal untuk esok.aku enggan mengakui semua yang melekat dalam kosongnya perasaanku,saat ini hanya ada sedikit rindu namun tak ada satupun yang menggenapinya ,..

gerimis baru saja kubenci, karena ia datang tak bersama rindu yang ia punya,... waktu baru saja kucela karena ia tak pernah memberi tempat untuk sekejap memikrkannya ,jika hanya ada angin yang ada disekelilingnya aku ingin ia membawa pesanku tentang sedikit tautan rasa yang memaksa hadir sebelum namanya kuulang-ulang dalam tiap kalimat yang mampu kubaca.

kepada angin,.. sedikit kusampaikan disini aku hanya berteman sketsa kosong ,..tak tahu harus beranjak kemana??

Sabtu, 10 Oktober 2009

seperti pesan resah

kemana jiwa ini harus kubawa,..
sepasang mata sudah tak memperhatikanku
sementara , rembulan tak melelapkanku dalam cahayanya
aku ingin tertidur dalam sepi
tak ada suara,...
tak ada petaka ,...
dan tak ada yang menggangguku

biarkan aku pergi sejenak
membawa benci yang tak sempat engkau sebutkan
berjelaga dalam mimpi
sebelum do'a-do'a kupanjatkan
untukmu,..
dan keluargaku

Minggu, 04 Oktober 2009

Gerimis kecil di kotaku

Pasir putih, kini ia pucat
Terlantar diantara bebatuan pusat kota ini
Hatiku mulai terjemput olehnya

sebulan lalu ia adalah raja di kota ini
Terbang semaunya , dan berakar direrongga manusia
Lalu kami saling menghujat,..


Ma’af , kami lupa …….
Sudah tak ada pasir putih disini
Seperti yang pernah kuceritakan pada anak-anak kami
Semua telah hilang bersama nistaku
Dan terlebur dalam rerintik kecil ,
Tuhan kini aku mengerti.

Sabtu, 03 Oktober 2009

untuk mereka.... (tanpa air mata)

Kemanakah perginya damai itu,ia yang kucari-cari dalam keterikatanku dengan malam dan pagi. Tentang cerita yang pernah mereka lalui dan mencairkan sebagian rasa itu setelah rembulan tak memukulku dengan tatapannya ,… ada pesan untuk mereka sebelum pagi mengeraskan tubuhku.

“ ketika bencana itu ada,akulah tulangmu dari sebagian do’a yang terpanjatkan untuk sebagian dari mereka… sungguh kami hanya berseru untuk mereka dan kami selalu ada untuk mereka ,meski kau bilang kepadaku .. kata2 itu tak cukup untuk mereka namun kami selalu sertakan sebagian do’a untuk mereka dan tak pernah putus“


biarlah jiwa ini berlari , mengantarkan resah selama ini.. semoga bencana tak kudengar lagi