ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Sabtu, 30 Oktober 2010

lantai kelima..

aku berada dalam blok-blok kecemasan , tak tau kemana kaki ini musti mengarah...melewati satu atau lima tangga dalam sadarku, aku tak sanggup menahan resah



ketika jiwa ini alpha,aku merasa berada dalam rumah susunterkadang aku merasa hidup disini lebih menyenangkan ada beberapa alasan ,...dan salah satunya karena bentuk kehidupan disini seperti blok-blok itu sendiri blok-blok yang pernah aku singgung seminggu yang lalu pada seseorang ,ada si A dilantai satu dia yang selalu menangis karena keremajaannya pernah direnggut oleh pemuda tak bertanggung jawab, ada yang pernah cerita pemuda itu sekarang dibuih ada si B dilantai dua,dia yang selalu sendiri,karena mungkin ia merasa hidup seperti itu selalu bertujuan... yaitu tujuan untuk mati.entah alasan apa yang membuat dia berfikir seperti itu,aku tak pernah tau.. setiap hati ini ingin melangkah kearah sana ada yang selalu menggangguku,mungkin engkau tak pernah percaya karena semua berkaitan dengan hal ghaib.. mungkin setan atau sebangasanya. yang kutahu selalu ada yang menggangguku ketika aku berusaha mendekati perempuan ituada si c dilantai ketiga yang selalu berdiri didepan pintu rumahnya, pintu itu tak pernah ia tutup.. dia lelaki yang ditinggal pergi istrinya beberapa tahun lalu, kata mereka (penduduk yang tinggal disini) istrinya pergi bersama lelaki lain. ada yang pernah cerita dia terpikat oleh laki-laki kaya . dan pikirku hidup ini menyakitkan,sungguh menyakitkan buat dia...lelaki itu selalu berada diujung pintu, tak pernah berusaha untuk sekedar menutupnya ,bahkan melebarkan sedikit ruas yang ia bendung bersama rasa sedih itu. mungkin aku pernah menulis alasannya pada larik sebelum tulisan ini habis



dan dilantai keempat ada si D , dia yang selalu melindap dalam ketidaksadaran seseorang, dia pencuri tetapi selalu jujur kepada kami.. dan selalu menyenangkan hati kami ketika dia mulai mau bicaramenyimak kata-kata yang sesekali kami dengar sungguh bagai mutiara bahasa yang ia pakai,selalu mengaliri pikiran kami sehingga kami terbiasa dengan hobinya setiap hari,yaitu mencuri... dan kami tak pernah menentangnyakarena bagi kami kita yang berada dirumah susun ini adalah saudara, kita yang mempunyai alasan-alasan sendiri untuk tetap berada ditempat kumuh ini... bau ,kotor , dan tak menyenangkan .. tapi kami betah





kemudian yang terakhir ada si E yang berada dilantai atas , yaitu lantai kelima ...disitu tak ada kehidupan menurutku,tak ada darah yang selalu mengaliri jasad seseorang namun hanya ada satu jiwa disana , yaitu jiwaku.selalu melayang mengitari kehidupan mereka yang pernah tinggal bersamaku disini..ada menganggap aku psikopat.... tapi tak apalah. hatiku damai dengan anggapan mereka seperti itu terhadapkudan aku tak masalah, seperti mereka yang tak pernah mempermasalahkan segala sesuatu yang bersifat pribadi..



ah , aku terlalu berkhayal dalam hidup ini.tak tahu siapa yang bisa melihatku disini.. dan entah siapa yang pernah menganggapku ada .tapi aku selalu ada dalam kerumunan mereka, sungguh tak logis , tapi aku benar-benar ada meski hanya membawa satu rasa disini, ialah rasa duka atas pembantaian seluruh keluargaku ....

DISINI...??? dirumah susun ini.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Rinduku " ketika tak kurasa "

Kepada seutas tali yang pernah kau simpulkan
Ditubuhku,kini melekat pada ramping jemariku
Berada dalam sayatan garis-garis tangan
Seperti ukiran, menyamai arti yang mulai beku

Bersama angin yang mendesis , tiba –tiba
Aku ingin berada dalam dekapanmu
Mungkin segera

Selasa, 19 Oktober 2010

Biar saja

Jangan lupa kau kunci pintu rumah
Jendela juga,lalu berlarilah...
Dengarkan suaraku,jika pelan..
Berbisiklah,..
Jika kau dengar lantang
Teriaklah ,...

Tak ada saripati yang didapat
Tak ada harap yang selalu diamati, biar semua mati

Rabu, 13 Oktober 2010

setiap ragu , ..

Maka,kunci langit-langitmu telah melekat pada sunyi

Ketika tak ada gerimis yang menumpulkan rasa sedih

Sesekali aku ingin menemuimu dalam ragu yang masih kau simpan



Ketika engkau mengunci rumahmu

Dimana aku harus mencari celah , untuk sekedar melihatmu

Dan memastikan senyum yang dulu masih kau miliki



Andai saja hujan bisa membanjiri seluruh ruas dalam hati

Aku ingin gilir menemui kita

Agar tak ada lagi pembatas dan jarak, antara dua atau tiga minggu kedepan


Lalu , apa kau lupa ..

Dimana janji itu kita ikat ?

Apakah pada ego ?

Ah,aku tak mengerti caramu



Selasa, 12 Oktober 2010

Kusebut engkau pada “ .... ”

Berawal dari rasa
Sayang,
Cinta,
Dan rindu,
Kaulah kurasa


Berdiri dalam bidik
Lihat,
Rasai,
ambillah sebagian jiwaku


maka,ketika kusendiri
ingat,
ucap,
mimpi,
mungkin aku atau engkau secepatnya berlari

lalu hanya berucap ; sayang ma’af aku tak bisa jadi penawarmu





Purwodadi,12 Oktober 2010

Senin, 11 Oktober 2010

Sebelum pagi mendidih

Barangkali hujan ini
Yang menjadi penjelas antara musim semi dan kemarau
Semua terbatas,seperti anganku

Sesekali , aku melirik mendung
Dari atap yang tak mau menyatu dengan denyut nadi yang menjadi simbul hidup
Kenapa ia habis sekali waktu ?

Disudut benakku , ada engkau kekasihku
Berdiri melawan arus yang menghampiri tiap takdir
Jangan kau lepas genggamanku , kumohon.....

Wajahmu beku , napasmu tercecar diantara ragu
Kenapa demikian “ucapku , lirih.. “

Dibayang-bayang rasaku

apa kau benar ?

aku tak lagi melihat benderamu

seperti kemarin ,

saat berkibar dihatiku..



berkibar, menjaring angin

berkibar , saat aku tak sanggup memandang mataharimu



itu engkau,

jauh dari rengkuhku

jauh dari anganku sendiri saat ini kurasa...



masih,..

disini aku sejajar dengan waktu

tak lebih dari menit ,

dan tak lebih pula dari detik yang menghujam rasaku



masih,..

menunggu batang-batang rindu darimu

ketika menjadi pematang ,aku ingin air itu tak lebih bahkan kurang

ketika mejadi jalan ,aku tak ingin lurus saja ada belok , menanjak , dan sesekali berlubang

agar aku,engkau dan mungkin mereka semakin tahu

bahwa jarak bukanlah pembatas

antar sedih dan tawa yang pernah kita rajut

Rabu, 06 Oktober 2010

Itu engkau,..

sepi terurai dalam beku
mengunyam rasa pahit , serasa dilidah
getir dalam jalinan paksa
aku ingin menyayatmu,pelan
lewat sedikit sopan dinalar angin

mati rasa itu,tak ingin kau yang memiliki
memandangku sinis
mencibirku manis ?
pertama kukenal enngkau...
sungguh diam tanpa tanda-tanda