ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Selasa, 26 Juli 2011

yang ku eja dulu ,

hampir tak kuingat ribuan tapak kaki disekeliing rumah
dipedesaan , tempat aku mengaisi senyum dari licinnya batang pohon
samping masjid , ketika tawa kami menghantam dada orang tertua disana
memendekkan umur "cetusnya , dengan hati berantakan "
seakan akan kami terusir dari kebebasan

hampir tak kuingat , berapa ketukan yang menungging pada ukiran pintu rumah
ketika pintu itu rapat dengan do'a
"hanya ingin engkau menjadi orang " seru lelaki tua kepada anaknya
yakinlah kelak engau mengerti , mengapa engkau harus selalu berpaling dari rumahmu

hampir tak kuingat , siapa saja yang menghabiskan kartu waktu tak ada jam ronda
ketika kami masih belum berumur,
hanya mengaggapnya kertas yang bercirikan orang serakah itu sebagai alat penghibur
bukan alasan karena judi

hampir tak kuingat , ketika aku jauh dari rengkuhmu...
menelan satu-persatu galau yang hampir menyetubuhi hatiku

hampir tak kuingat , kata terakhir ayahku
"berpandai-pandailah mensejajarkan hati dan lisanmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar