Saat aku mulai bisa bernafas dari kelalaian hembusan udara pagi. Sebuah arti tersisa untuk sebuah mawar yang memaknai awal lahirnya kekuatan cinta , entah sandiwara apa yang semerbak menjadi tinta untuk mengurai sebuah rasa….
Aku pejamkan dua buah pelita ini , …
Perlahan aku temukan sosok bayangan yang mampu memunculkan rasa rindu , meski terkadang ia dirantai oleh belenggu.sebuah rindu tak pernah menjadi sedu….. ia hadir dengan kesempurnaannya, bagaikan butiran embun yang menyamai makna hidup , kehadirannya adalah suatu keharusan bagi sejengkal waktu . ia selayak sang rembulan pernah dating dengan hiasan senyum…yang terlontlar kepadaku… lalu tersampaikan oleh teduhnya pancaran sinar yang menggugah tiap keinginan menjadi sebuah harapan .
Ketika aku buka dua buah pelita ini…..
Engkau benar2 nyata untuk permulaan yang tak kuinginkan , berakhirnya sebuah pertemuan sebab keberadaanmu yang menyisakan kebahagiaan ini untuk perjalananku diatas gejolak yang merebak ditumpuan segala perangaiku……
Senyum menyapa pandangan mula yang aku hadirkan untuk sesosok bayangan risau yang mampu menghadirkan untaian rindu….. mula2 dengan ramah terjawab gelisahnya waktu yang selalu menjadi penentang khayalan2ku….
Mungkin ia hanyalah seikat bunga tak berduri… dibalik alpa ia ada…..dan ia menjadi saksi perjumpaan rindu yang berhilir diatas`sebuah rasa yang menyemaikumenjadi rasa yang muaranya adalah kasih sayang yang tidak akan pernah menjadi puing penyesalan……………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar