Obat Transplantasi Cegah Kanker
Lewat serangkaian penelitian, obat antirejeksi yang biasa diberikan kepada pasien transplantasi organ ternyata mampu melindungi mereka dari risiko kanker. Rapamycin, adalah nama obat itu. Ia tergolong dalam obat imunosupresi (obat yang berfungsi menghambat reaksi kekebalan). Tes pada hewan (tikus) menunjukkan, rapamycin mampu mengontrol pertumbuhan tumor yang terlanjur telah ada, sekaligus pula mampu mencegah pertumbuhan tumor-tumor sekunder. Kabar ini tentu saja sangat menggembirakan mengingat obat imunosupresi yang selama ini kerap diberikan untuk para pasien transplantasi yaitu cyclosporine diduga kuat justru meningkatkan risiko kanker. Dalam penelitian ini, dibandingkan rapamycin dan cyclosporine. Obat ini diuji pada tikus yang menderita tumor sekunder di liver, dan ini merupakan penyebaran dari kanker kolon (usus besar). Setelah diberi rapamycin, ternyata jaringan tumor di liver tikus itu mengecil. Sebaliknya, pada tikus lain yang diberi cyclosporine, tumor pada liver itu justru makin membesar.
Bagaimana rapamycin mampu menghambat tumor? Para ahli yakin, ini karena rapamycin bisa menghambat angiogenesis (pembentukan sel-sel darah baru). ''Rapamycin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar