ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Minggu, 10 Agustus 2008

rasa ini biarlah jadi sebuah misteri

Beku udara malam , sunyi dan gesingnya rintihannya tak pernah alpa untuk jadi pelipur kesedihanku…………
Lipatan dedaunan yang terjaga oleh pekatnya nafas kegelapan malam, seraya diam tanpa terusik kelalaian alam dari keterjagaan nafas disetiap hembusan …rintihan kalbuku tak akan terjamah oleh ramainya keindahan pada mula – mula cahaya bintang dan rembulan yang senantiasa menghias malam dengan sejuta kepatuhannya atas amanah yang ia dapatdari sang penciptanya .
Jeritan usiaku tak mampu mendatangkan kesenangan hati meski hanya seurai kata. Saat aku coba untuk berfikir semua kejernihanku kabur dari dekapan otak yang melaju seusai perangai dan intuisiku menjadi perekat dalam bimbingan kesedihan yang mengikuti untaian rasa yang kau tinggal dalam masa-masa ceriaku.
Rindupun tak menjadikan perjalanan hidupku menjadi sempurna…
Entah wujud apa yang kini aku rasa hingga hati dan jiwa ini enggan menerimanya. Sebuah saksi bersemayam dibalik kelalaiannya … saat itu jiwaku mulai ingin brontak …?
“ selagi kemulyaan dapat aku rasa dengan perasaan terbuka , pedihyang mengekangku tak akan dapat menggores rasaku padanya…”

Pancaran sinar sang rebmbulan mulai menyimak peran rindu yang tertaut padaku. Tak pernah aku rangkum dalam benakku , mengapa ia bias sedekat itu dengan rindu yang aku punya . lalu dengan nada yang tak pernah puas hatiku bertanya pada tirai malam “adakah cahaya itu datang hanya untuk kesmpurnaanku,,?
Mungkinkah laju fikiran ini sia – sia terbawa oleh hembusan angin ..?
Dan haruskah gelapnya malam selalu membayang-bayangi mimpiku..?

Namun sedikitpun aku tak pernah mengharapka jawaban dari semua khayalan kata-kataku yang terangkum dalam genggaman benak ini… karena aku percaya semua akan datang kepadaku dengan kerelaannya ….meskipun kelak …..aku akan menunggu..?
Dan apabila cahaya itu hanya datang dimalam hari , akankah aku harus menunggu malam dalam kamparan hatiku yang mulai merapuh.

1 komentar: