Rabu, 05 Juni 2013
Surat untuk kekasih
Kutulis sebuah rasa padamu, lewat pujian daun jeruk nipis ...
Sedangkan waktu kita masih terbatasi oleh bayang-bayang gelisah, dan candu pada malam.
seakan menghimpun do’a semalaman pun tak cukup untuk menjadikan ilusiku ada
Kutulis rasaku pada ribuan kertas, lusuh ditanganmu
Sedangkan kita, mengadu koma dengan mereka..
Lihat saja pada rerintik sore itu, ia tersenyum lepas pada ancaman terik.
Satukan niat kita pada ribuan tanda yang mengapung dibenak mereka
Seakan tak ada jalan yang hendak kita tempuh, menapaki puluhan kilo jalan terjal penuh dengan kerikil,
dikota ini aku masih bertahan ..
Kutulis rasaku pada rintihan malam, agar agar aku bisa mengikhlaskan semuanya..
Tapi itu memang terkadang sulit, dan bahkan sangat sulit
Mendengkur dari rasamu saja sulit apalagi harus membenci wujudmu..
Sungguh aku tak bisa
Jika benar, kita harus berjarak ...
mungkin inilah pilhanmu
Namun ini bukanlah pilihanku,
aku tak pernah menganggap pertengkaran kita kemarin adalah awal gelisah ini ada
dan kini menjadi-jadi.
Sebelum aku paham tentang arti gelisahku,
aku tak pernah yakin bisa melepas semua tentangmu,
semua tentang benci untukmu karena bagiku ,
tak akan ada angka yang dilebihkan dari angka sembilan.
seperti ceritamu waktu itu ...
Langganan:
Postingan (Atom)