Sabtu, 30 November 2013
Anakku
Anakku
Yuzarsif anakku
Inilah yang kita inginkan.semua berlomba-lomba berdo’a untuk menyambutmu
Dengan kucuran keringat dan kekhawatiran
Kau bersembunyi dimana nak ? apa kau terlalu nyaman diperut ibu ?
Atau kau tak sudi hadir disemesta yang ganjil
Tangismu..
Mana tangismu?
Sederet pisau melototi ibumu,dalam kamar tertutup rapat
Suaramu tak bisa kudengar nak.
Rasa sakit ibumu tak bisa gantikan
Semua mendadak bisu didepanku
Tak ada angka-angka dalam kantong
Tak ada huruf-huruf dalam otak
Semoga kau itu butir-butir yang mengangkasa
Semoga kau putih-putih dalam embun yang menberi sejuk pada dahaganya kita
Semoga, ya semoga kau itu nak
Rabu, 05 Juni 2013
Surat untuk kekasih
Kutulis sebuah rasa padamu, lewat pujian daun jeruk nipis ...
Sedangkan waktu kita masih terbatasi oleh bayang-bayang gelisah, dan candu pada malam.
seakan menghimpun do’a semalaman pun tak cukup untuk menjadikan ilusiku ada
Kutulis rasaku pada ribuan kertas, lusuh ditanganmu
Sedangkan kita, mengadu koma dengan mereka..
Lihat saja pada rerintik sore itu, ia tersenyum lepas pada ancaman terik.
Satukan niat kita pada ribuan tanda yang mengapung dibenak mereka
Seakan tak ada jalan yang hendak kita tempuh, menapaki puluhan kilo jalan terjal penuh dengan kerikil,
dikota ini aku masih bertahan ..
Kutulis rasaku pada rintihan malam, agar agar aku bisa mengikhlaskan semuanya..
Tapi itu memang terkadang sulit, dan bahkan sangat sulit
Mendengkur dari rasamu saja sulit apalagi harus membenci wujudmu..
Sungguh aku tak bisa
Jika benar, kita harus berjarak ...
mungkin inilah pilhanmu
Namun ini bukanlah pilihanku,
aku tak pernah menganggap pertengkaran kita kemarin adalah awal gelisah ini ada
dan kini menjadi-jadi.
Sebelum aku paham tentang arti gelisahku,
aku tak pernah yakin bisa melepas semua tentangmu,
semua tentang benci untukmu karena bagiku ,
tak akan ada angka yang dilebihkan dari angka sembilan.
seperti ceritamu waktu itu ...
Jumat, 12 April 2013
hanya tentang ceritamu, kau palsu
Pernahkan kau didatangi sosok berjubah tebal, dalam mimpi
Yang bercerita tentang sisa hidup .
Mengapa kacau
Menganggap semua baik-baik saja.padahal hati tak bersahaja?
Pernahkan kau bercerita pada heningnya malam
Yang dibarengi munculnya embun. Menetes pada kuncup dan
ubun-ubun
Pernahkah kau berfikir, aku dulu tersiksa
Dan sekarang lebih tersiksa ketika harus teringat tentang hari
itu
Aku bukan lelucon, sayang.
Aku juga bukan mainan
Bukan sesuatu yang mudah dihafal lalu mudah dilupakan
Pernahkan kau bermimpi pada sebait puisiku
Yang membuatmu semakin pulas
Mengepul dalam hening
Membeku dalam dingin
Lain waktu kau sendiri yang akan datang kepada Tuhanmu
Dan hanya akan
bercerita
Tentang kebenaran saja.
Sepeninggal hati,
Jika pudar adalah pilihan
Akupun tak apa,
Jika kadang ada dan tidak adalah pilihan
Akupun masih bersahaja bersandingmu
Aku masih memiliki senyum yang merekat
Pada sederet rangakaian cerita
Pada kertas-kertas yang kemudian berhambur
Berlari pada sorotan angin
Berpaling kearah yang lain, seakan yang lalu itu tak pernah
ada
Dan itupun tak apa.
Kamis, 11 April 2013
Sayekti,
Biarkan menyala, sayang
Bukan seperti kobaran api yang disekitarnya merasakan panas
Bukan juga seperti terik yang menghimpun panas
Biarkan menyala,
Tetapi didekatnya merasakan keteduhan
Bukan keganjilan kerana sebab
Biarkan menyala,
Dan semua yang terlihat hanya akan seperti cermin
Selasa, 09 April 2013
terasa lumpuh
Siapa yang berbaring diujung sana
Menahan desakan dan pemberian yang berlebih
Mereka datang membawa pasukan yang tak bisa kuhitung denganrumus
Mencabut akar,
Membuat jalan-jalan baru
Membuat semua seakan terkubur dan rata
bisiknya
Inilah yang ku inginkan.kau berlomba-lomba menyambutku
Dengan kucuran keringat dan kekhawatiran
Masihkah kau seperti dahulu,
Bersama-sama dibawah terik
Sejuk dalam dada
Siapa yang berlari-lari
Siapa yang menangisi
Siapa juga yang mengemasi
Kita sama-sama tak tahu
Dibenak hanya ada tawa yang dipertontonkan dibawah panasnyaterik
Disana pernah ada kita.
Langganan:
Postingan (Atom)