Cecaran rerintik hujan , diterasku
Kini membanjiri bentangan beton ,
Meluap-luap dalam aliran sungai
Memotong jalan,..
Membawa ribuah jiwa yang terselip dalam butiran pasir
Diantara gelombang
Aku terbunuh , terikat musim dan dingin
Menganggapmu setara dengan desiran angin yang tiba2 berhembus
Menuju jantungku
Kemudian aku tiba pada titik nadimu
Sedangkan disana tak kulihat senyummu yang merah
Semerah anggur yang kuteguk semalaman dengan yang lain
Ma’af sayang ,..
Kupikir,
Barangkali ini maumu.
Minggu, 23 Oktober 2011
Kamis, 13 Oktober 2011
kudapati engkau ,.. "ketika separuh purnama"
sementara sinarmu tak tersimpan lagi
dalam kotak kecil,almari jiwa...
ketika malam bersetubuh dengan dingin
tak hanya aku yang semakin menggigil
mungkin engkaupun juga,
diantara dua jeda yang kupinta
satu.
suaramu , bisikan tidur untukku atau penegak aramah didahiku
dua.
malammu , ketika tak kutemukan pagi yang beruntun
disela-sela tangis yang merapatkan janji
saat purnama tepat menghangatkan canda tawa kita
sementara sinarmu tak tersinpan lagi
dalam kotak kecil, almari jiwa ...
dalam kotak kecil,almari jiwa...
ketika malam bersetubuh dengan dingin
tak hanya aku yang semakin menggigil
mungkin engkaupun juga,
diantara dua jeda yang kupinta
satu.
suaramu , bisikan tidur untukku atau penegak aramah didahiku
dua.
malammu , ketika tak kutemukan pagi yang beruntun
disela-sela tangis yang merapatkan janji
saat purnama tepat menghangatkan canda tawa kita
sementara sinarmu tak tersinpan lagi
dalam kotak kecil, almari jiwa ...
Langganan:
Postingan (Atom)