Dalam getar,aku menemui rasa …
Gundah , sedih bahkan bahagia
Terjadi dalam dentangan jam dan diawali dengan gerimis,
Aku mengingat sebagian masaku ,…
Seperti rasa cemas pada udara yang kurasa pagi ini
Dingin,dan sedikit menahan desahku…
Aku sendiri memecah sunyi
Berteman hangat ketika ia mendekapku
Ialah rasa mati yang kunanti ,…
Hanya sebentuk ilalang , dibelantaraku
Aku rindu pada senyummu
Ketika elok menawanku
dan ketika cemas tak lagi kurasa
semoga kau hadir untukku meskipun hanya sehari
Senin, 30 November 2009
Senin, 16 November 2009
16 November 2009
Suara letihku menghabiskan kotak-kotak kejengkelan
Dari luka kemarin ,…aku menunggu berita tentang kepulangan kereta
Yang baginya membawa kepingan-kepingan hidup ,menyerupai jasad
Kemudian ia merunduk dan aku mema’afkannya,…
Sungguh aku tak ingin memendam luka dari kerelaan senyum dan keseriusan
Dari luka kemarin ,…aku menunggu berita tentang kepulangan kereta
Yang baginya membawa kepingan-kepingan hidup ,menyerupai jasad
Kemudian ia merunduk dan aku mema’afkannya,…
Sungguh aku tak ingin memendam luka dari kerelaan senyum dan keseriusan
Sabtu, 14 November 2009
Setengah enam lewat dua menit
Sebelum jalan ini berbelok dan beradu pada lautan kubentangkan rindu ini pada setumpukan jerami basah dipinggiran pedesaan . seperti senyumku pada mereka setahun yang lalu ,sebelum pepohonan jati itu meranggas dan sebelum terik menjadi lawan kepulanganku… ya aku rindu pada bebatuan lapuk didusun ini sebagian telah rata dengan debu kemudian beterbangan mencari hening ketika lengkap tak dirasakannya.semacam rasa susah yang mengitari belasan kosa kata dalam dusunku.aku belum mengerti tentang literatur mimpiku semalam …. Kulihat awan bergaris-garis tebal memotong jalanan sepi dan tak lama kemudian belasan dusun dikotaku terapung air kotor .bahkan tiap sudut dusun ini terpenuhi sampah-sampah sisa rerongsokan yang terkubur lama dalam anak sungi dan selokan dekat perkampunganku. Air tak bisa mengalir kesana kemari seperti yang tercatat dalam otakku sebelum nada resah segera kuteriakkan .
Setengah enam lewat dua menit , jarum jam yang kulihat masih berambisi …menekuni tiap putarannya sebelum petang benar-benar menenggelamkam pandanganku , kepada sudut yang tak bisa kulihat lagi , kepada angin yang kemudian tersesat , kepada hujan yang tak lagi menelurkan sisa kepulangannya , dan kepada benak yang masih terjebak disini …. Menunggu esok menyapa kepada setiap mereka yang hidup dan yang mengulurkan sebagian rasa kagum kepada kaum sebelum kami ada,
perasaan ini meloncat-loncat bagai lesatan peluru pada tameng sebelum para pejuangku tiada dan sebagian menyorakkan kata merdeka. Aku tenggelam dalam mimpi sore ini tentang hujan ,angin,dan banjir kemudian tentang keterbatasan mengasuh mereka , anggap saja sesuatu hal yang baru saja kuceritakan disepertiga malam sebelum kau terlelap dan tersesat dalam mimpi. Aku menggodamu pagi itu, mengejek lalu menutup luka memar upah darimu ,mungkin rasa kesal itu semakin liar dipemukimanmu.sehingga kau hamtamkan saja semua emosimu disini lalu semua memandangi aku ada yang menangis karena aku terus menggigit sedih setelah kau tiada…
Setengah enam lewat dua menit , jarum jam yang kulihat masih berambisi …menekuni tiap putarannya sebelum petang benar-benar menenggelamkam pandanganku , kepada sudut yang tak bisa kulihat lagi , kepada angin yang kemudian tersesat , kepada hujan yang tak lagi menelurkan sisa kepulangannya , dan kepada benak yang masih terjebak disini …. Menunggu esok menyapa kepada setiap mereka yang hidup dan yang mengulurkan sebagian rasa kagum kepada kaum sebelum kami ada,
perasaan ini meloncat-loncat bagai lesatan peluru pada tameng sebelum para pejuangku tiada dan sebagian menyorakkan kata merdeka. Aku tenggelam dalam mimpi sore ini tentang hujan ,angin,dan banjir kemudian tentang keterbatasan mengasuh mereka , anggap saja sesuatu hal yang baru saja kuceritakan disepertiga malam sebelum kau terlelap dan tersesat dalam mimpi. Aku menggodamu pagi itu, mengejek lalu menutup luka memar upah darimu ,mungkin rasa kesal itu semakin liar dipemukimanmu.sehingga kau hamtamkan saja semua emosimu disini lalu semua memandangi aku ada yang menangis karena aku terus menggigit sedih setelah kau tiada…
Jumat, 13 November 2009
ma'af ,jika masih kukirimkan e_mail untukmu (02-04-09)
tak ada pengantar untukku , jika rasa rindu selalu datang untukmu
tak ada pesan terakhir yanbg tersia-siakan jika satu katamu mampu menenagkan jiwaku....
teman, tak lagi kuucap resah ini untukmu.....karena dunia kita memang udah berbeda tak pernah kusangka jika semua terjdi seiring melambatnya waktu didinding kerapuhanku...
tak adalagi sapaan itu,senyuman itu,kata2 yang menenangkan itu, serta kabar yang selalu kau sejajarkan dengan anggukan tiap sujudmu.....kau beda teman.
mungkin aku tak lupa.....klo tanggal ni dulu km bisa bersyukur pada sang pencipta tentang kehadiranmu disisi mereka, mungkin penuh kasih sayang dan harapan ......
pernah kau ucap ..........
pernah kau lafalkan padaku malam itu tentang semua keinginanmu semua cita2mu ....
aku masih ingat teman ,bahkan aku tak pernah mencoba melupakannya sedikitpun tentangmu.
tentang janji itu,.....ma'af .aku sungguh tak ingin berdusta teman..... tapi kamu tahu aku tak pernah mencoba mengingkarinya bahkan sampai saat ini tak pernah ingin kulusuhkan sebuah i'tikaatku.tetapi aku juga tak bisa memaksakan kehendakku ..... dulu engkau yang bilang klo aku sedikit demi sedikit harus bisa menerima kenyataan jika aku mulai menyukainya karena ia tak sendiri.......aku tahu dan sadar akan semua itu. tetapi aku tak ingin membunuh perasaain ini kawan , karena ia bagiku suci tanpa aku memintanya ia hadir dengan kerendahan mengusungku dipelabuhan nya sampai wujud rindu itu benar2 aku rasakan . namun jika ia tak pernah menyandarkan sedikitpun rasanya padaku .... memang inilah kenyataan yg harus aku terima....
trima kasih atas saran dan semangat yg pernah kau lantunkan untukku pagi itu......
mungkin kamu benar ........aku harus melupan dia. dan saat ini memang benar ,aku harus melupakan dia dari rasa yang pernah melabuhkanku dipelabuhan kerinduan yg pernah kurasa saat itu.......mungkin hanya dengan ini aku mulai bisa mengartikan rasa cinta yg ada padaku untuknya.....bukan perasaan egois yg slalu terturuti.karena cinta kepadanyalah aku berusaha jauhi dia dari kehidupanku.
sebenarnya aku ingin sampaikan beberapa hal untukmu.........tetapi untuk saat ini tak mungkin aku melafalkannya.karena jika sampai aku mengucapkannya berarti aku tak pernah percaya akan adanya takdir.... mungkin hanya salam dan do'a yg ingin kuhaturkan untukmu saat ini dan tak lebih.....semoga engkau tak terputus dari safa'at rasulullah.
sebuah email untuk sahabatku tgl 02 april 2009 lalu
tak ada pesan terakhir yanbg tersia-siakan jika satu katamu mampu menenagkan jiwaku....
teman, tak lagi kuucap resah ini untukmu.....karena dunia kita memang udah berbeda tak pernah kusangka jika semua terjdi seiring melambatnya waktu didinding kerapuhanku...
tak adalagi sapaan itu,senyuman itu,kata2 yang menenangkan itu, serta kabar yang selalu kau sejajarkan dengan anggukan tiap sujudmu.....kau beda teman.
mungkin aku tak lupa.....klo tanggal ni dulu km bisa bersyukur pada sang pencipta tentang kehadiranmu disisi mereka, mungkin penuh kasih sayang dan harapan ......
pernah kau ucap ..........
pernah kau lafalkan padaku malam itu tentang semua keinginanmu semua cita2mu ....
aku masih ingat teman ,bahkan aku tak pernah mencoba melupakannya sedikitpun tentangmu.
tentang janji itu,.....ma'af .aku sungguh tak ingin berdusta teman..... tapi kamu tahu aku tak pernah mencoba mengingkarinya bahkan sampai saat ini tak pernah ingin kulusuhkan sebuah i'tikaatku.tetapi aku juga tak bisa memaksakan kehendakku ..... dulu engkau yang bilang klo aku sedikit demi sedikit harus bisa menerima kenyataan jika aku mulai menyukainya karena ia tak sendiri.......aku tahu dan sadar akan semua itu. tetapi aku tak ingin membunuh perasaain ini kawan , karena ia bagiku suci tanpa aku memintanya ia hadir dengan kerendahan mengusungku dipelabuhan nya sampai wujud rindu itu benar2 aku rasakan . namun jika ia tak pernah menyandarkan sedikitpun rasanya padaku .... memang inilah kenyataan yg harus aku terima....
trima kasih atas saran dan semangat yg pernah kau lantunkan untukku pagi itu......
mungkin kamu benar ........aku harus melupan dia. dan saat ini memang benar ,aku harus melupakan dia dari rasa yang pernah melabuhkanku dipelabuhan kerinduan yg pernah kurasa saat itu.......mungkin hanya dengan ini aku mulai bisa mengartikan rasa cinta yg ada padaku untuknya.....bukan perasaan egois yg slalu terturuti.karena cinta kepadanyalah aku berusaha jauhi dia dari kehidupanku.
sebenarnya aku ingin sampaikan beberapa hal untukmu.........tetapi untuk saat ini tak mungkin aku melafalkannya.karena jika sampai aku mengucapkannya berarti aku tak pernah percaya akan adanya takdir.... mungkin hanya salam dan do'a yg ingin kuhaturkan untukmu saat ini dan tak lebih.....semoga engkau tak terputus dari safa'at rasulullah.
sebuah email untuk sahabatku tgl 02 april 2009 lalu
Kamis, 12 November 2009
Keagungan Seorang Khalifah Umar
UMar bin al-Khaththab adalah khalifah kedua stelah Abu BAkar. ketika BEliau menjabat sbg khalifah sekitar 10,5 tahun. Dibawah kepemimpinan umar pada saat itu wilayah ISLAm berkembang pesat. Mulai dari seluruh jazirah arab, syria, MEsir, Irak, PErsia, Armenia, Azerbaijan dan beberapa wilayah lainnya.
sebatnya lagi, saat peperangan, khalifah melarang Keras tentaranya untuk membunuh org yg lemah,perempuan dan anak2, menodai kuil serta tempat ibadah lainnya. kebijakan2 umar bertentangan dg penindasan dan kebuasan alexander, caesar, Atilla. lihat saja saat alexander menaklukan Sur. Sebuah kota Syria. dia memerintahkan para jendralnya untuk melakukan pembunuhan massal dan menggantung seribu warga negara terhormat di dinding kota. Demikian pula ketika menaklukan kota persia, dia memerintahkan memenggal kepala smua laki-laki. Raja lalim seperti jengi Khan, Atilla bahkan lebih ganas lagi.
Meski memimpin wilayah negara yg sangat luas. Khalifah umar hidup layaknya seperti org biasa lainnya. Suatu kali, dalam sebuah rapat umum. Seseorang berteriak, “wahai umar, takutlah kepada Allah !!” para hadirin bermaksud untuk menyuruh org ini diam. Namun, khalifah mencegahnya dan berkata, jika sikap jujur seperti itu tdk ditunjukan oleh rakyat mereka menjadi tdk ada artinya.
Khalifah umar sangat tegas terhadap bawahannya. Ketika suatu kali umar berpidato dihadapan para gubernur, beliau berkata : Ingatlah, sy mengangkat kalian bukan untuk memerintah rakyat tapi agar kalian melayaninya. Kalian harus memberikan contoh dg tindakan yg baik agar rakyat dapat meneladani kalian. Kondisi ini sungguh jauuuh berbeda dengan kondisi saat ini...sungguh prihatin.
Pada saat pengangkatannya, seorang gubernur harus bersedia menggunakan pakaina sederhana : makan roti yg kasar dan setiap org yg ingin mengadukan sesuatu hal bebas menghadapinya setiap saat. Wah..lihatlah bagaimana dg kondisi pejabat2 negara saat ini. Gaji yg tinggi, rumah dan mobil dinas yg lebih dari 1, fasilitas2 lainnya yg terkadang tdk terlalu mereka butuhkan, untuk masalah mengaduh pun mereka jarang melihat bahwa rakyatnya di bawah sana sedang merintih kesakitan, makan yg sulit, pendidikan yg mahal sedangkan mereka melakukan rapa2 yg terkadang tdk ada realitasnya untuk rakyat dg menghabiskan uang negara yg tdk sedikit.
Lihatlah umar...beliau menaruh perhatian yg besar dalam usaha memperbaiki keuangan negara dengan menempatkannya pada kedudukan yg sehat.
Kebesaran khalifah umar juga terlihat dalam perlakuannya terhadap non-muslim. Beliau mengembalikan tanah2 yg dirampas oleh para penguasa jahiliyahkepada yg berhak, yg sebahagian besar milik non muslim. Beliau berdamai dg org Kristen Elia yg menyerah. Beliau menyatakan inilah perdamaian yg ditawarkan umar, hamba Allah kepada penduduk Elia. Org2 non muslim diizinkan tinggal digereja2 mereka dan rumah2 ibadah tdk boleh dihancurkan. Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya dan tidak dianiyaya sedikitpun. Bahkan dlm wasiatnya yg terakhir, khalifah umar memerintahkan kaum muslim untuk menepati sejumlah jaminan yg pernah diberikan kpd non muslim, melindungi harta dan jiwa mereka.
Khalifah yg agung ini hidup bgitu sederhana. Tingkat kehidupannya tdk lebih tinggi dari kehidupan org biasa. Suatu ketika, Gubernur kufah mengunjunginya sewaktu beliau makan. Sang Gubernur menyaksikan makanannya berupa roti kering yg dilumuri minyak zaitun kemudian berkata, amirul mukminin mengapa anda tidak makan roti dari gandum ??? khalifah umar kemudian menjawab, apakah enkau pikir dalam wilayah kekuasaanku yg begitu luas, setiap org bisa mendapatkan gandum ? tidak jawab gubernur tadi. Lalu bagaimana aku bisa dg mudah makan roti dari gandum ? kecuali jika itu bisa dg mudah didapat oleh setiap rakyatku, tambah umar...subhanallah....
Sejarawan kristen Mesir George Zaidan berkomentar, “pada zamannya berbagai negara ia taklukan : barang rampasan kian menumpuk : harta rampasan kian menumpuk, harta kekayaan raja2 persia dan romawi mengalir deras dihadapannya. Namun, ia sendiri menunjukkan kemampuan menahan nafsu serakah sehingga kesederhanaannya tdk pernah bisa ditandingi oleh siapapun. Ia berpidato dihadapan rakyatnya dg pakaian bertambalkan kulit hewan. Dia mengawasi setiap perkataannya, mengawasi gubernur dan jendralnya dg cermat dan berlaku adil baik dg non muslim skalipun.
Sepintas fragmen diatas sejatinya muncul pertanyan : Belum Tibakah satnya bagi kaum muslim mendambakan kembalinya seorang khilafah seperti umar ??? belum tibakah waktunya bagi kita untuk segera mengenyahkan sistem sekular yg terbukti hanya melahirkan pemimpin yg buruk !?!?
Semoga Allah SWt. Segera menolong kita dalam upaya menegakkan kembali khilafah islam yg telah banyak melahirkn pemimpin yg agung dan hebat seperti umar.
sumber:Kajian Umum Online
sebatnya lagi, saat peperangan, khalifah melarang Keras tentaranya untuk membunuh org yg lemah,perempuan dan anak2, menodai kuil serta tempat ibadah lainnya. kebijakan2 umar bertentangan dg penindasan dan kebuasan alexander, caesar, Atilla. lihat saja saat alexander menaklukan Sur. Sebuah kota Syria. dia memerintahkan para jendralnya untuk melakukan pembunuhan massal dan menggantung seribu warga negara terhormat di dinding kota. Demikian pula ketika menaklukan kota persia, dia memerintahkan memenggal kepala smua laki-laki. Raja lalim seperti jengi Khan, Atilla bahkan lebih ganas lagi.
Meski memimpin wilayah negara yg sangat luas. Khalifah umar hidup layaknya seperti org biasa lainnya. Suatu kali, dalam sebuah rapat umum. Seseorang berteriak, “wahai umar, takutlah kepada Allah !!” para hadirin bermaksud untuk menyuruh org ini diam. Namun, khalifah mencegahnya dan berkata, jika sikap jujur seperti itu tdk ditunjukan oleh rakyat mereka menjadi tdk ada artinya.
Khalifah umar sangat tegas terhadap bawahannya. Ketika suatu kali umar berpidato dihadapan para gubernur, beliau berkata : Ingatlah, sy mengangkat kalian bukan untuk memerintah rakyat tapi agar kalian melayaninya. Kalian harus memberikan contoh dg tindakan yg baik agar rakyat dapat meneladani kalian. Kondisi ini sungguh jauuuh berbeda dengan kondisi saat ini...sungguh prihatin.
Pada saat pengangkatannya, seorang gubernur harus bersedia menggunakan pakaina sederhana : makan roti yg kasar dan setiap org yg ingin mengadukan sesuatu hal bebas menghadapinya setiap saat. Wah..lihatlah bagaimana dg kondisi pejabat2 negara saat ini. Gaji yg tinggi, rumah dan mobil dinas yg lebih dari 1, fasilitas2 lainnya yg terkadang tdk terlalu mereka butuhkan, untuk masalah mengaduh pun mereka jarang melihat bahwa rakyatnya di bawah sana sedang merintih kesakitan, makan yg sulit, pendidikan yg mahal sedangkan mereka melakukan rapa2 yg terkadang tdk ada realitasnya untuk rakyat dg menghabiskan uang negara yg tdk sedikit.
Lihatlah umar...beliau menaruh perhatian yg besar dalam usaha memperbaiki keuangan negara dengan menempatkannya pada kedudukan yg sehat.
Kebesaran khalifah umar juga terlihat dalam perlakuannya terhadap non-muslim. Beliau mengembalikan tanah2 yg dirampas oleh para penguasa jahiliyahkepada yg berhak, yg sebahagian besar milik non muslim. Beliau berdamai dg org Kristen Elia yg menyerah. Beliau menyatakan inilah perdamaian yg ditawarkan umar, hamba Allah kepada penduduk Elia. Org2 non muslim diizinkan tinggal digereja2 mereka dan rumah2 ibadah tdk boleh dihancurkan. Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya dan tidak dianiyaya sedikitpun. Bahkan dlm wasiatnya yg terakhir, khalifah umar memerintahkan kaum muslim untuk menepati sejumlah jaminan yg pernah diberikan kpd non muslim, melindungi harta dan jiwa mereka.
Khalifah yg agung ini hidup bgitu sederhana. Tingkat kehidupannya tdk lebih tinggi dari kehidupan org biasa. Suatu ketika, Gubernur kufah mengunjunginya sewaktu beliau makan. Sang Gubernur menyaksikan makanannya berupa roti kering yg dilumuri minyak zaitun kemudian berkata, amirul mukminin mengapa anda tidak makan roti dari gandum ??? khalifah umar kemudian menjawab, apakah enkau pikir dalam wilayah kekuasaanku yg begitu luas, setiap org bisa mendapatkan gandum ? tidak jawab gubernur tadi. Lalu bagaimana aku bisa dg mudah makan roti dari gandum ? kecuali jika itu bisa dg mudah didapat oleh setiap rakyatku, tambah umar...subhanallah....
Sejarawan kristen Mesir George Zaidan berkomentar, “pada zamannya berbagai negara ia taklukan : barang rampasan kian menumpuk : harta rampasan kian menumpuk, harta kekayaan raja2 persia dan romawi mengalir deras dihadapannya. Namun, ia sendiri menunjukkan kemampuan menahan nafsu serakah sehingga kesederhanaannya tdk pernah bisa ditandingi oleh siapapun. Ia berpidato dihadapan rakyatnya dg pakaian bertambalkan kulit hewan. Dia mengawasi setiap perkataannya, mengawasi gubernur dan jendralnya dg cermat dan berlaku adil baik dg non muslim skalipun.
Sepintas fragmen diatas sejatinya muncul pertanyan : Belum Tibakah satnya bagi kaum muslim mendambakan kembalinya seorang khilafah seperti umar ??? belum tibakah waktunya bagi kita untuk segera mengenyahkan sistem sekular yg terbukti hanya melahirkan pemimpin yg buruk !?!?
Semoga Allah SWt. Segera menolong kita dalam upaya menegakkan kembali khilafah islam yg telah banyak melahirkn pemimpin yg agung dan hebat seperti umar.
sumber:Kajian Umum Online
Minggu, 08 November 2009
elok,mungkin itu saja...
Seperti petir yang datang tanpa diawali gerimis ataupun hujan , nur ini menjingga kala ia tersenyum dibalik terik yang sedikit memanjakan waktunya ketika raga ini tersudutkan oleh rasa yang terbunuh waktu itu…
Aku tersenyum pada sepasang mata yang menekuni tingkahku , hujamannya menidurkan setiap angan yang terbelit diotakku.jiwa ini tak berkutik ,…diam dan mulut ini seakan terkunci rapat…tiada satu katapun yang terucap setelah sepasang mata ini letih mengagumi parasnya….sungguh elok.. setiap langkah yang diinjakkannya mengingatkanku pada seseorang yang pernah ada dihati ini,caranya melangkah sama persis… hanya wajahnya saja yg sedikit berbeda ia lebih elok .
Aku benci pada roda –roda ini… kenapa ia terus melaju ketika aku ingin berhenti.aku benci pada jalanan ini,kenapa harus ada pemisah ketika laju ini ingin kutempuh….
Semoga aku tak cemburu pada roda – roda dan jalanan ini,karena sebelum hati tertoreh luka senyumannya mampu menumpulkan sedikit kesalku.semoga tak hanya hari ini saja kita bertemu.
Aku tersenyum pada sepasang mata yang menekuni tingkahku , hujamannya menidurkan setiap angan yang terbelit diotakku.jiwa ini tak berkutik ,…diam dan mulut ini seakan terkunci rapat…tiada satu katapun yang terucap setelah sepasang mata ini letih mengagumi parasnya….sungguh elok.. setiap langkah yang diinjakkannya mengingatkanku pada seseorang yang pernah ada dihati ini,caranya melangkah sama persis… hanya wajahnya saja yg sedikit berbeda ia lebih elok .
Aku benci pada roda –roda ini… kenapa ia terus melaju ketika aku ingin berhenti.aku benci pada jalanan ini,kenapa harus ada pemisah ketika laju ini ingin kutempuh….
Semoga aku tak cemburu pada roda – roda dan jalanan ini,karena sebelum hati tertoreh luka senyumannya mampu menumpulkan sedikit kesalku.semoga tak hanya hari ini saja kita bertemu.
Rabu, 04 November 2009
ketika terik dan hujan tak beradu
Tatapanku ingin segera meminang laut dan beradu dengan bisingnya malam,ketika kau dapati aku dengan sehelai kain tipis diwajahku ,saat itu sipemilik hati pucat dan tak berharap akan sisa udara yang masih terkantongi oleh sebagian cemasku.
Tak lagi berhilir batu-batu didadaku,sesak dalam daya tak terfikirkan dan hilang dalam rerintik tak menentu… tercecar bagai daun-daun yang Kau hadiahkan lewat tiupan anginMu.muram ini ingin kubagi kepada mereka agar ada peduli yang tumbuh setelah ini, tak ada peminta yang terusir dan tak ada pencuri yang meresahkan tiap-tiap hati.aku bersanding atas beban ini.
Tiap sudut kota ini meminta gelap segera beranjak , dan berharap mulai ada cahaya yang menembus kekejaman tadi malam.ketika sepasang mataku tak beradu , menjadi saksi bisu diantara mereka yang terhanyut dalam sedikit mimpi yang kau sisakan untukku
Masih ada cemas disini , sebelum hidup ini berakhir dan sebelum langit menjadi murka kepada awan yang mengantongi air mata mereka .dan anggaplah aku tak pernah menelurkannya untuk enam bulan ini . sedangkan yang aku tahu Cuma tanah disekitarku yang masih pucat dan kelihatan cemas karena merasa terabaikan .dan kini do’anya terbalas oleh musim yang melegakan hatinya.
Tak lagi berhilir batu-batu didadaku,sesak dalam daya tak terfikirkan dan hilang dalam rerintik tak menentu… tercecar bagai daun-daun yang Kau hadiahkan lewat tiupan anginMu.muram ini ingin kubagi kepada mereka agar ada peduli yang tumbuh setelah ini, tak ada peminta yang terusir dan tak ada pencuri yang meresahkan tiap-tiap hati.aku bersanding atas beban ini.
Tiap sudut kota ini meminta gelap segera beranjak , dan berharap mulai ada cahaya yang menembus kekejaman tadi malam.ketika sepasang mataku tak beradu , menjadi saksi bisu diantara mereka yang terhanyut dalam sedikit mimpi yang kau sisakan untukku
Masih ada cemas disini , sebelum hidup ini berakhir dan sebelum langit menjadi murka kepada awan yang mengantongi air mata mereka .dan anggaplah aku tak pernah menelurkannya untuk enam bulan ini . sedangkan yang aku tahu Cuma tanah disekitarku yang masih pucat dan kelihatan cemas karena merasa terabaikan .dan kini do’anya terbalas oleh musim yang melegakan hatinya.
Minggu, 01 November 2009
Rndu tebal pada senyum didesa ini
Mataku telanjang mengitari bebatuan ricuh didesaku… kerikil tajam ia menjadi saksi kedatanganku saat ini.tersenyum kecil pada tangkai dan anganku seakan ia bicara pada sesosok yang tak pernah ia kenal, jalanku renta terkadang pandangan ini mati tertikam sang surya . aku tak lagi hafal sudut desa yang dulu menjadi pembatas antara keheningan nuansa desa dengan kerasnya kehidupan dikota. Aku tak pernah sadar kalau akhir-akhir ini aku telah berpaling darinya meninggalkan cerita yang dulu pernah terlunasi disini, bersama teman-teman kecil seusiaku… suara sorai,..tawa bahkan tangis tak henti-hentinya menjadi liku cerita disini.aku masih mengingatnya ketika ayah mengunciku dikamar … siapa yang membukakan pintu jendela kalau bukan mereka-mereka yang usil. Ialah teman-temanku… senyum dan tawa mereka selalu ada untukku.jika ayah mengurungku karena tak mengijinkan aku bermain dengan mereka maka hati mereka juga akan terkurung didesa ini memendam merasa liar yang tak pernah mendapatkan tempat untuk mereka tumpahkan, dan begitu juga dengan aku.
Hayalan-hayalan kecil sempat mempertemukanku pada seraut wajah yang dulu aku rindukan mungkin pada bayang-bayang selaras rerintik hujan ,ketika turun dan memanjakan awan yang bersenandung diatas sana serta memberi tempat pada sebaris lamunan yang tertumpahkan sebelum hujan itu benar-benar reda. Selokan kecil yang menghambat aliran desa dulu disetiap sudut denah yang terpetakan menghilang entah kemana ia tergusur,hanya ada tanda yang sedikit kuingat disana ketika pepohonan kecil yang dulu kuukir nama-nama kita kini telah tumbuh besar dan ukiran itu sempat tak kukenali lagi .
Kotak – kotak kering ,masih belum tergenangi air yang meluap-luap seperti perasaan ini pada tempat kelahiranku.kenapa rinduku setebal ini.tetapi aku hanya sempat membasuhnya sehari saja. Ketika aku datang dan esok aku kembali ditempat yang sedikit mengeraskan cita-citaku. Semoga semua cepat terlaksana dan aku benar – benar berada disini sepenuhnya.menanggung senyum yang tak kutahan dan menahan tangis yang tumpah .kepada semua mungkin aku rindu,… dan esok tak akan lagi kuucapkan kalimat itu
Hayalan-hayalan kecil sempat mempertemukanku pada seraut wajah yang dulu aku rindukan mungkin pada bayang-bayang selaras rerintik hujan ,ketika turun dan memanjakan awan yang bersenandung diatas sana serta memberi tempat pada sebaris lamunan yang tertumpahkan sebelum hujan itu benar-benar reda. Selokan kecil yang menghambat aliran desa dulu disetiap sudut denah yang terpetakan menghilang entah kemana ia tergusur,hanya ada tanda yang sedikit kuingat disana ketika pepohonan kecil yang dulu kuukir nama-nama kita kini telah tumbuh besar dan ukiran itu sempat tak kukenali lagi .
Kotak – kotak kering ,masih belum tergenangi air yang meluap-luap seperti perasaan ini pada tempat kelahiranku.kenapa rinduku setebal ini.tetapi aku hanya sempat membasuhnya sehari saja. Ketika aku datang dan esok aku kembali ditempat yang sedikit mengeraskan cita-citaku. Semoga semua cepat terlaksana dan aku benar – benar berada disini sepenuhnya.menanggung senyum yang tak kutahan dan menahan tangis yang tumpah .kepada semua mungkin aku rindu,… dan esok tak akan lagi kuucapkan kalimat itu
Langganan:
Postingan (Atom)