Mataku telanjang mengitari bebatuan ricuh didesaku… kerikil tajam ia menjadi saksi kedatanganku saat ini.tersenyum kecil pada tangkai dan anganku seakan ia bicara pada sesosok yang tak pernah ia kenal, jalanku renta terkadang pandangan ini mati tertikam sang surya . aku tak lagi hafal sudut desa yang dulu menjadi pembatas antara keheningan nuansa desa dengan kerasnya kehidupan dikota. Aku tak pernah sadar kalau akhir-akhir ini aku telah berpaling darinya meninggalkan cerita yang dulu pernah terlunasi disini, bersama teman-teman kecil seusiaku… suara sorai,..tawa bahkan tangis tak henti-hentinya menjadi liku cerita disini.aku masih mengingatnya ketika ayah mengunciku dikamar … siapa yang membukakan pintu jendela kalau bukan mereka-mereka yang usil. Ialah teman-temanku… senyum dan tawa mereka selalu ada untukku.jika ayah mengurungku karena tak mengijinkan aku bermain dengan mereka maka hati mereka juga akan terkurung didesa ini memendam merasa liar yang tak pernah mendapatkan tempat untuk mereka tumpahkan, dan begitu juga dengan aku.
Hayalan-hayalan kecil sempat mempertemukanku pada seraut wajah yang dulu aku rindukan mungkin pada bayang-bayang selaras rerintik hujan ,ketika turun dan memanjakan awan yang bersenandung diatas sana serta memberi tempat pada sebaris lamunan yang tertumpahkan sebelum hujan itu benar-benar reda. Selokan kecil yang menghambat aliran desa dulu disetiap sudut denah yang terpetakan menghilang entah kemana ia tergusur,hanya ada tanda yang sedikit kuingat disana ketika pepohonan kecil yang dulu kuukir nama-nama kita kini telah tumbuh besar dan ukiran itu sempat tak kukenali lagi .
Kotak – kotak kering ,masih belum tergenangi air yang meluap-luap seperti perasaan ini pada tempat kelahiranku.kenapa rinduku setebal ini.tetapi aku hanya sempat membasuhnya sehari saja. Ketika aku datang dan esok aku kembali ditempat yang sedikit mengeraskan cita-citaku. Semoga semua cepat terlaksana dan aku benar – benar berada disini sepenuhnya.menanggung senyum yang tak kutahan dan menahan tangis yang tumpah .kepada semua mungkin aku rindu,… dan esok tak akan lagi kuucapkan kalimat itu
Ini rindu tebal yang indah. Berbahagialah pada rindu setebal itu. Sebab pada rindu, biasanya ada janji jiwa yang akan dipenuhi.
BalasHapus@Newsoul:padanya aku punya janji2 yg esok akan kupenuhi,demi nafas yg kini kuperjuangkan dan demi kebahagiaan yg dijanjikan-Nya
BalasHapus