jalanan yang seakan rancu dalam benakku
pagar dan taman kota yang kini memucat
menanti asap-asap dan debu-debu pergi
kita yang hampir meninggalkan tapak kaki,
diseberang jalan menuju jantung kota
memburu rupiah
melupa pada sedekah,
digang sempit seberang rumah
ada rambu-rambu yang semakin sibuk dengan tingkahnya
membenarkan letak kota yang hari ini penuh nyawa
mereka seakan riang ketika berlari, meluruskan setir
dan meninggalkan pucatnya kota ini
ada rambu-rambu yang semakin sibuk dengan tingkahnya
membenarkan letak kota yang hari ini penuh nyawa
mereka seakan riang ketika berlari, meluruskan setir
dan meninggalkan pucatnya kota ini
Dan di kota itu jantung-jantung berdegup mengais entah rupiah entah remah-remah..
BalasHapusMaaf lahir dan bathin juga Ahmad.