Kemanakah perginya damai itu,ia yang kucari-cari dalam keterikatanku dengan malam dan pagi. Tentang cerita yang pernah mereka lalui dan mencairkan sebagian rasa itu setelah rembulan tak memukulku dengan tatapannya ,… ada pesan untuk mereka sebelum pagi mengeraskan tubuhku.
“ ketika bencana itu ada,akulah tulangmu dari sebagian do’a yang terpanjatkan untuk sebagian dari mereka… sungguh kami hanya berseru untuk mereka dan kami selalu ada untuk mereka ,meski kau bilang kepadaku .. kata2 itu tak cukup untuk mereka namun kami selalu sertakan sebagian do’a untuk mereka dan tak pernah putus“
biarlah jiwa ini berlari , mengantarkan resah selama ini.. semoga bencana tak kudengar lagi
Hmmm nice posting, singkat dan padat
BalasHapusMbak datang :) sederhana dalam kata, dalam pada makna. BTW, makan malamnya dah lum? :)
BalasHapusamiennn.....
BalasHapussemoga bencana tak terdengar lagi ya mas :)
dan jeritan sore, hanya kepasrahan manusia atas kehendak Tuhan..dan tidak sekali kali mengumpat dalam keheningan..bangkit dan berlari mengejar tatapan cahaya..
BalasHapusberdoa dan berdoa..karena Tuhan aku meminta..
salam mas
Amin. Sebuah doa yang tulus. Semoga diijabahNya.
BalasHapus@Itik Bali :yang terpenting adalah isi dan makna,.. karena semua bisa terwakili
BalasHapus@Anazkia : ya, inilah kesederhanaanku mbak,... semoga aku tulus. mkn mlmnya udah slesai beberapa jam yg lalu.
@irmasenjaque : amin yaa robbal 'alamin..
selalu berharap begitu
@sigit : hanya rasa pasrah dan tawakal,....
Tuhan selalu memberi yg terbaik bagi hambanya
@Newsoul :amien...
hanya do'a yang bisa kupanjatkan, semoga ketabahan tetap bersemayam.
BalasHapusAmin Ya Rabbal Alamin...