Sebelum udara ini sesak didadaku, dan sebelum tetesan air mata ini merangkak menjauh lalu memusuhiku,,.,,..,, biarkanlah aku menunda anganku satu bait sebelum nafas ini terhelai panjang dan biarkanlah aku memandangi kesalku seakan tiada berdetak putaran jarum jam yang mengiringiku sejak tadi, seperti detik berganti menit,seperti menit berganti jam dan seperti inilah aku mengagumimu...tak ada ukuran masa dan tak ada penjelas setelah semua terukir disini
entah mengapa hati ini merasa berat melepas kisah yang baru saja kuceritakan pada putaran angin sore tadi, sebelum daun-daun itu berguguran dan sebelum rerintik hujan menggenangi pandanganku .sedikit teguranku pada angin,..jangan kau tumpahkan anganku hari ini karena aku masih menyimpan sedikit kesal untuk esok.aku enggan mengakui semua yang melekat dalam kosongnya perasaanku,saat ini hanya ada sedikit rindu namun tak ada satupun yang menggenapinya ,..
gerimis baru saja kubenci, karena ia datang tak bersama rindu yang ia punya,... waktu baru saja kucela karena ia tak pernah memberi tempat untuk sekejap memikrkannya ,jika hanya ada angin yang ada disekelilingnya aku ingin ia membawa pesanku tentang sedikit tautan rasa yang memaksa hadir sebelum namanya kuulang-ulang dalam tiap kalimat yang mampu kubaca.
kepada angin,.. sedikit kusampaikan disini aku hanya berteman sketsa kosong ,..tak tahu harus beranjak kemana??
aku mendengar rahasia
BalasHapusangin mensiur merebut perhatian setiap kalinya, bukan?
tak berbagi lagi takdir
dongeng yang tertera begitu dalam
dan di setiap celah jendela hatimu
adalah harapan yang menumpuk
menunggu
dan
menunggu....
*sabar, mungkin dia juga sedang galau sepertimu... :)
Puisi indah kawan. Kepada angin, harapan dan asa kadang kita dedahkan, setelahnya, he sebuah kelegaan.
BalasHapuswahh puisinya...dalem bangeet, yach maklum anak muda...(ehm,secara aku juga pernah muda, hehe...)
BalasHapus@Tisti Rabbani:saya selalu cantumkan harapan2 itu dalam do'a bunda.... semoga tak hanya menjadi sebuah harapan.dan ia cepat mengerti kalau hati ini galau karenanya
BalasHapus@Newsoul :sampai saat ini aku belum menemukan setitik kelegaan bunda, semoga saja semua ini tak menjadi dongeng kehidupanku kelak
@Zahra Khusnul Lathifa : kadang kita percaya pada roda yg berputar dan kadang harus menentang sebagian yg tak bermanfa'at.
inilah masa2 yg indah menurutku,....