Sekali-kali , aku meliriknya kejam ..andai saja diantara kepalanku ada amarah yang bisa kubagi dengannya sungguh aku ingin melemparkan kepalanku padanya , agar perasaan kacau yang selalu kukhawatirkan itu segera ia miliki
Ada apa dengan kesalku hari ini, serasa hidupku tak ramah pada siapapun kecuali ia yang kadang menyelinap dibenakku,terperangkap dalam sunyi kemudian mendekap erat tubuhku ketika beku berseteru dengan dinginnya alam. Aku ikut serta dalam barisan do’amu ketika kau rasa , dan aku mati ketika tak kau cermati langkahku..
Perasaan ini semakin meloncat-loncat bagaikan tupai dalam sangkarnya , hanya intuisi yang kadang berhambur mendekapnya.. lalu serentak bayanganku kau injak dan kau tinggalkan, kau tega ucapku lirih
Satu*
Entah masih kuingat atau tidak rasa yang dulu manjanjikanku itu, ketika bunga menjadi saksi pertemuan hati kita , perasaanku terbuih dalam genggamannya .. tak bisa menjauh bahkan berpaling darinya , aku tak bisa...
Sekedar berjalan , mencari celah untuk sekedar merasakan perih yang belum kurasa saat itu, saat perasaanku menjadi-jadi dan membutakanku
Segenap rasa yang menggenapi tiap ruang , terselip dalam kata yang tak kau jamah , terbelit dalam ucapan yang tak kau jelaskan.aku menunggu saat hati ini merasa bebas untuk sekedar mencari arti dari semua yang kurasa, seakan semua percuma katamu .. dalam bisik yang tak dijelaskan angin
Barisan ombak itu mengapung-apungkan pandanganku,menyeretku dalam tiap hempasan yang tertuju padaku , aku teringat satu dari beribu ucapanmu “ jangan pernah tinggalkan aku “ ucapmu dalam serat-serat janji bisu.aku menganggukkan kepala dan tersenyum lebar pada saksi hidup disekeliling kita saat itu, entah siapa yang paling kupercaya saat itu selain engkau.mungkin tak ada?
Ada batu yang terseret ombak , dan merapat pada dinding yang tak pernah diinginkan kepulanganya . ia mengganjal pandanganku tentangmu ,
Dua**
Malam telah berakhir , ada satu kecupan yang tak kulupa saat itu, saat malam merasa malu-malu pada tingkahku.maaf aku tak berniat seperti itu , hanya saja nafsu yang mengekang kemudian membujukku.. hingga aku bisa kau bilang binatang, iya itu aku..
Jalanan mulai bisu, tak ada alas yang dijatuhkan dengan hati teriris , hanya saja ada yang terjatuh karena akal tak lagi dimilikinya,seperti tak tau arah .. berjalan kesana-kemari tanpa tujuan dan harapan.malam membiarkanmu begitu dan semoga saja tidak dengan malam-malam yang lain setelah ini, do’aku..
Ada pintu yang tertutup rapat,suasana gelap menyita sebagian sadarku,aku beku dalam pelukanmu.ketika dingin tak lagi kurasa dan hangat tak lagi kuminta.kau sungguh dekat dengan retinaku ketika kupandang , kau dekat dengan gelisahku ketika kurasa , dan kau dekat dengan cemasku ketika pelukmu kau lepaskan,. Aku mendamba ini dilain waktu “ ucapnya pada hening yang berkeping
Tak ada tanda yang bisa kubentuk menjadi pengacau tidur mereka , ketika mimpi menguasai hidupnya.aku merapat pada sebagian sadarmu... mengendus dan mengaharap ada jiwa yang tersontak lalu terbangun dan mengingatku.
Oh,Pukul 10.12 ,.. belum terlalu larut ucapku lirih.
Tiga ***
Jiwaku mulai terjebak dalam acuhnya waktu , sesekali hanya ingin kuhanguskan rinduku kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar