Esok atau dalam waktu dekat engkau akan segera mengerti , mengapa degup ini selalu ada ?
Tak kulihat malam seperti kemarin
Saat engkau dan aku , bercerita dalam satu bab ke bab yang lain
Tak ada canda atau tawa yang ingin segera pergi dari kita,
Saat itu .
Kau adukan aku lewat tatapan lilin yang diubun2nya digaungi resapan api
Cahaya ini untuk siapa “tanyamu pelan “
Cahaya ini hanya untuk hati yang diselimuti rasa gelisah “ jawabku “
Pernah kau tiadakan aku dalam pandanganmu, ketika mereka berjalan dengan telapak lelah sedangakan aku berlari dengan telapak penuh amarah ,
Menuju rumah,
Ketika hendak dijamah , alienasi dalam diri
Untuk siapa semua hasrat itu ?
Sambil kupandangi engkau, lalu kukatakan engkaulah akhir dari perjalananku,,,
Engkaulah titik yang hendak kutuju , ketika tanda baca tak kukenali lagi...
menuju rumahmu..apa kabar, penyair?
BalasHapus