Ketika langit terbakar , …
Lihatlah hatiku ketika jadi abu
Remuk , tiada bencana yang kudapat selain tangis
Ketika laut itu terpanggang ,..
Lihatlah pada sebagian liurku yang mengering
Menuntaskan musim ketika air benar2 tak habis
kupandang tinggi2 gelanggang itu,..
tak ada yang berubah setelah jarum jam itu tak berdetak
hanya perasaan kacau yang masih kubagi
dengan amukan angina sore itu,..
tak ada yang berlebih ,..
tak ada yang terbayang ,..
bahkan tak tergambar rapi seperti apa yg tercatat dalam peningku
Puisi penuh makna. Semoga hati yang menjadi abu dapat segera basah kembali.
BalasHapusTidak ada yang lebih berarti daripada senyum jika tak bisa tertawa...
BalasHapusSemangat!
MANTAP. LANJUTKAN.
BalasHapusjangan bagi perasaan kacaunya apdaku ya?hehehe
BalasHapus@newsoul : mudah2an tak tertimpal angin... jadi abunya tak kemana2
BalasHapus@disatia febri : senyu m,.. yach saya kira juga begitu.
@RCA 102,5 FM :siap ,..hehe
@Lumbunghati : gak kok ,.. cuma perasaan resah ja ...klo mau hehe