Cecaran rerintik hujan , diterasku
Kini membanjiri bentangan beton ,
Meluap-luap dalam aliran sungai
Memotong jalan,..
Membawa ribuah jiwa yang terselip dalam butiran pasir
Diantara gelombang
Aku terbunuh , terikat musim dan dingin
Menganggapmu setara dengan desiran angin yang tiba2 berhembus
Menuju jantungku
Kemudian aku tiba pada titik nadimu
Sedangkan disana tak kulihat senyummu yang merah
Semerah anggur yang kuteguk semalaman dengan yang lain
Ma’af sayang ,..
Kupikir,
Barangkali ini maumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar