Ketika pasang.
Sesekali , aku benar-benar merindukan hempasan ombakmu
Menghabiskan ribuan rasa yang mengkarat dibentangan beton
Ketika surut.
Aku berhak bersulang kepada pemberi pesan (“)
Ketka didada ini terlihat cacat ,
Mukaku pucat menjadi-jadi
Bukan seperti birunya langit ketika tak mengepul dengan asap
Bukan layaknya gunung yang membatu hingga menimbulkan resah
Ketika tak ada lagi pasang surutmu darimu.
Bukan hanya sepi yang kurasa,
Melainkan hati ini benar-benar mati
saya menyukai puisi anda yg satu ini... terima kasih... untuk puisi nya...
BalasHapus